Alexei Navalny Diduga Dimanfaatkan Negara Barat

Selasa, 26 Januari 2021 18:30 WIB

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny terlihat berada di dalam pesawat sebelum keberangkatan ke ibu kota Rusia, Moskow, di bandara di Berlin, Jerman 17 Januari 2021. [REUTERS / Polina Ivanova]

TEMPO.CO, Jakarta - Nikolai Patrushev, Sekertaris Dewan Keamanan Rusia yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, menyebut Alexei Navalny sedang dimanfaatkan oleh negara-negara barat untuk mencoba menciptakan ketidak-stabilan di Rusia.

Navalny adalah tokoh oposisi Rusia, yang suka mengkritik Kremlin. Patrushev mengatakan Navalny harus dimintai pertanggung jawaban karena berulang kali melanggar hukum.

Petugas kepolisian saling dorong dengan demonstran yang menuntut pembebasan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Rusia, 23 Januari 2021. Polisi juga telah menahan beberapa orang yang berkumpul di lapangan itu sebelum unjuk rasa berlangsung, termasuk seorang pengunjuk rasa mandiri. REUTERS/Maxim Shemetov

Advertising
Advertising

Baca juga: Vladimir Putin Sebut Unjuk Rasa Pro Alexei Navalny Ilegal dan Berbahaya

Navalny saat ini berstatus dalam penahanna sampai 30 hari ke depan. Dia ditahan setibanya di Moskow setelah dari Jerman. Dia terancam hukuman penjara sampai bertahun-tahun karena melanggar aturan pembebasan bersyarat dan kasus hukum lainnya, yang disebut Navalny dibuat-buat.

“Dia (Navalny) sudah berulang kali melanggar hukum Rusia dan berurusan dengan penipuan dalam jumlah yang besar. Sebagai warga negara Rusia, dia harus bertanggung jawab atas tindakan ilegalnya sesuai aturan hukum,” kata Patrushev.

Menurut Patrushev, negara-negara Barat membutuhkan sosok sepertinya (Navalny) untuk merusak kestabilan situasi di Rusia.

Sebelumnya pada Sabtu, 23 Januari 2021, puluhan ribu pendukung Navalny melakukan aksi protes atas penahanan Navalny. Kepolisian Rusia menahan lebih dari 3.700 orang pada Sabtu, 23 Januari 2021, yang menuntut pembebasan Navalny. Kremlin mengatakan unjuk rasa itu ilegal.

Otoritas Rusia diduga bakal melakukan tindakan tegas pada para demonstran. Surat kabar Kommersant pada Selasa, 26 Januari 2021, mewartakan berdasarkan sumber keamanan yang tidak dipublikasi identitasnya, mereka (keamanan) kemungkinan akan membuka sebuah investigasi kriminal, yang bisa mengancam demonstrasi, yang menuntut pembebasan Navalny, pada Sabtu kemarin sebagai kerusuhan massal.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny/jailed-kremlin-foe-navalny-being-used-by-west-to-destabilise-russia-putin-ally-idUSKBN29V0ZW?il=0

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

11 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

16 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

19 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

2 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

2 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya