Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Vladimir Putin Sebut Unjuk Rasa Pro Alexei Navalny Ilegal dan Berbahaya

image-gnews
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri malam misa Natal Ortodoks di Gereja Saint Nikolai di Pulau Lipno di delta Sungai Msta di luar Veliky Novgorod, Rusia 6 Januari 2021. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri malam misa Natal Ortodoks di Gereja Saint Nikolai di Pulau Lipno di delta Sungai Msta di luar Veliky Novgorod, Rusia 6 Januari 2021. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk unjuk rasa pro Alexei Navalny yang meminta kritikus anti-Kremlin tersebut dibebaskan. Ia bahkan menganggap unjuk rasa tersebut berbahaya dan ilegal di saat kelompok pro-Navalny berencana menggelar aksi susulan.

"Semua orang memiliki hak untuk mengekspresikan pendapatnya selama masih dalam kerangka hukum yang berlaku. Apapun yang berada di luar kerangka hukum tersebut tidak hanya kontra-produktif, juga berbahaya," ujar Putin, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 26 Januari 2021.

Sebagaimana diketahui, Alexei Navalny adalah kritikus anti-Kremlin yang nyaris tewas diracun tahun lalu. Dalam perjalanan ke Moscow dari Serbia, seorang agen memasukkan racun Novichok ke tubuhnya agar ia sekarat di tengah penerbangan dan tewas karena terlambat diselamatkan.

Di luar perkiraan, pesawat yang ditumpangi Navalny berhasil mendarat darurat di Serbia. Dirinya segera mendapat pertolongan pertama dan berhasil diselamatkan ketika dirujuk ke Jerman. Belakangan, terungkap bahwa upaya pembunuhan Navalny dirancang oleh sejumlah agen pemerintah.



Baca juga:
Polisi Rusia Tangkap 3 Ribu Pendukung Alexei Navalny

Kembali ke Rusia beberapa pekan lalu, Navalny langsung ditangkap atas tuduhan pelanggaran aturan penangguhan hukuman. Hal itu yang kemudian memicu unjuk rasa dari ribuan pendukungnya pada Ahad kemarin. Sayangnya, kurang lebih 3000 pengunjuk rasa ditangkap aparat Rusia karena dianggap menggelar unjuk rasa secara ilegal.

Putin menegaskan bahwa penangkapan itu perlu dilakukan. Ia kemudian menyinggung Revolusi Rusia 1917 dan Jatuhnya Uni Soviet 1991 sebagai gambaran apa yang bisa terjadi jika unjuk rasa ilegal tak dihentikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain menyebut unjuk rasa pro-Navalny berbahaya, Putin juga membantah tuduhannya soal kepemilikan kastil di Laut Hitam. Ia mengatakan tuduhan tersebut mengada-ada.

Navalny, beberapa hari lalu, menuduh Putin memiliki kastil yang dibayar menggunakan uang publik. Ia menyampaikan hal tersebut via video.

"Saya belum menonton videonya, lebih karena saya tak punya waktu untuk melihat informasi seperti itu. Namun saya melihat kompilasinya. Apa yang diindikasikan di video tersebut bukan milik saya ataupun keluarga saya," ujar Putin menegaskan.

Mengikuti Vladimir Putin, Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengkritik negara-negara tetangga yang mendesak Alexei Navalny dibebaskan. Menurutnya, hal itu sama dengan ikut campur urusan internal negara lain. Rusia bahkan mengeluarkan surat protes diplomatik ke Amerika karena menyebut Rusia bertindak kasar ke jurnalis dan aktivis pro Alexei Navalny.

Baca juga: Sumber Kremlin Sebut Alexei Navalny Mulai Mengancam Putin

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny-video-putin/putin-calls-pro-navalny-marches-illegal-new-protest-set-for-sunday-idUSKBN29U1AF?il=0

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

8 jam lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

10 jam lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

14 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin.  Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

Vladimir Putin memastikan Rusia tidak punya rencana apapun pada negara anggota NATO dan tidak akan menyerang.


Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

22 jam lalu

Kim Jong Un bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, Korea Utara, 19 Oktober 2023. Kemenlu Rusia/Handout via REUTERS
Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

Kepala Intelijen Rusia mendatangi Korea Utara untuk membahas berbagai hal.


Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

1 hari lalu

F-16 Fighting Falcon yang ditugaskan di Sayap Tempur ke-8 mengalami 'darurat dalam penerbangan', jatuh di Laut Kuning [File: Ints Kalnins/Reuters]
Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.


Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

1 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV
Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.


Rusia Kirimkan Lebih dari 29 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

1 hari lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan ke Gaza menunggu di Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Rusia Kirimkan Lebih dari 29 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Penerbangan khusus Rusia mengirimkan bantuan kemanusiaan gelombang ke-20 ke Gaza melalui Bulan Sabit Merah Mesir


24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

2 hari lalu

Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kremlin via RUETERS
24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

24 tahun, Vladimir Putin berhasil mempertahankan tahta politiknya. Bagaimana rekam jejaknya berkuasa sebagai Presiden Rusia terlama?


2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

3 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki


Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

3 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin tiba untuk berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup pada hari terakhir pemilihan presiden, di Moskow, Rusia, 17 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow