TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk unjuk rasa pro Alexei Navalny yang meminta kritikus anti-Kremlin tersebut dibebaskan. Ia bahkan menganggap unjuk rasa tersebut berbahaya dan ilegal di saat kelompok pro-Navalny berencana menggelar aksi susulan.
"Semua orang memiliki hak untuk mengekspresikan pendapatnya selama masih dalam kerangka hukum yang berlaku. Apapun yang berada di luar kerangka hukum tersebut tidak hanya kontra-produktif, juga berbahaya," ujar Putin, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 26 Januari 2021.
Sebagaimana diketahui, Alexei Navalny adalah kritikus anti-Kremlin yang nyaris tewas diracun tahun lalu. Dalam perjalanan ke Moscow dari Serbia, seorang agen memasukkan racun Novichok ke tubuhnya agar ia sekarat di tengah penerbangan dan tewas karena terlambat diselamatkan.
Di luar perkiraan, pesawat yang ditumpangi Navalny berhasil mendarat darurat di Serbia. Dirinya segera mendapat pertolongan pertama dan berhasil diselamatkan ketika dirujuk ke Jerman. Belakangan, terungkap bahwa upaya pembunuhan Navalny dirancang oleh sejumlah agen pemerintah.
Baca juga: Polisi Rusia Tangkap 3 Ribu Pendukung Alexei Navalny
Kembali ke Rusia beberapa pekan lalu, Navalny langsung ditangkap atas tuduhan pelanggaran aturan penangguhan hukuman. Hal itu yang kemudian memicu unjuk rasa dari ribuan pendukungnya pada Ahad kemarin. Sayangnya, kurang lebih 3000 pengunjuk rasa ditangkap aparat Rusia karena dianggap menggelar unjuk rasa secara ilegal.
Putin menegaskan bahwa penangkapan itu perlu dilakukan. Ia kemudian menyinggung Revolusi Rusia 1917 dan Jatuhnya Uni Soviet 1991 sebagai gambaran apa yang bisa terjadi jika unjuk rasa ilegal tak dihentikan.
Selain menyebut unjuk rasa pro-Navalny berbahaya, Putin juga membantah tuduhannya soal kepemilikan kastil di Laut Hitam. Ia mengatakan tuduhan tersebut mengada-ada.
Navalny, beberapa hari lalu, menuduh Putin memiliki kastil yang dibayar menggunakan uang publik. Ia menyampaikan hal tersebut via video.
"Saya belum menonton videonya, lebih karena saya tak punya waktu untuk melihat informasi seperti itu. Namun saya melihat kompilasinya. Apa yang diindikasikan di video tersebut bukan milik saya ataupun keluarga saya," ujar Putin menegaskan.
Mengikuti Vladimir Putin, Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengkritik negara-negara tetangga yang mendesak Alexei Navalny dibebaskan. Menurutnya, hal itu sama dengan ikut campur urusan internal negara lain. Rusia bahkan mengeluarkan surat protes diplomatik ke Amerika karena menyebut Rusia bertindak kasar ke jurnalis dan aktivis pro Alexei Navalny.
Baca juga: Sumber Kremlin Sebut Alexei Navalny Mulai Mengancam Putin
ISTMAN MP | REUTERS