Politikus Partai Republik Terbelah soal Pemakzulan Donald Trump

Senin, 25 Januari 2021 17:30 WIB

Unjuk rasa mendukung pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sumber: Bebeto Matthews/AP Photo/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang pemakzulan kedua mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu, 24 Januari 2021, telah membuat politikus Partai Republik terbelah. Anggota Senat Partai Republik Mitt Romney, sangat yakin pemakzulan ini dapat membuat Trump tidak bisa lagi mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Akan tetapi, tidak sedikit anggota Senat dari Partai Republik yang waswas pemakzulan tersebut hanya akan memantik kemarahan para pendukung Trump yang keberatan atas pemakzulan tersebut. Jika pemakzulan terjadi, maka Trump akan menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang dimakzulkan setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden.

Demonstran mengelilingi seorang pendukung Presiden AS Donald Trump pasca penyerbuan gedung Parlemen Capitol di Washington, AS, 8 Januari 2021. Desakan pemakzulan berhembus meskipun hanya ada dua minggu tersisa sebelum Presiden terpilih Joe Biden mulai menjabat. REUTERS/Leah Millis

Baca juga: Fakta-fakta Tentang Pemakzulan Kedua Donald Trump

Advertising
Advertising

Tom Cotton, anggota Senat dari Partai Republik, mengatakan Senat telah bertindak melampaui otoritasnya dengan menggelar sebuah sidang. Dia menilai, mungkin akan banyak warga Amerika Serikat merasa aneh anggota Senat menghabiskan waktu untuk menjatuhkan dakwaan dan mencopot orang yang sudah tidak lagi menjabat.

“Warga mungkin akan berfikir Senat menghabiskan waktu untuk menjatuhkan vonis pada orang yang sudah meninggalkan jabatan sepekan lalu,” kata Cotton, Minggu, 24 Januari 2021.

Sekitar 10 politikus Partai Republik bergabung dengan DPR dengan memberikan suara untuk memakzulkan Trump atas tuduhan menghasut pemberontakan. Rencananya, DPR akan mengajukan tuntutan ini ke Senat pada Senin, 25 Januari 2021, waktu setempat.

Beberapa politikus berpandangan setuju Senat memulai persidangan dalam dua pekan ke depan sehingga Presiden Joe Biden punya waktu untuk mengumumkan daftar anggota kabinet dan mungkin menyampaikan pidato soal stimulus untuk penanganan virus corona.

Pemakzulan pada Trump untuk kedua kalinya terjadi setelah pendukung Trump menyerang gedung US Capitol (balaikota) ketika otortias Amerika mengesahkan Biden sebagai pemenang pemilu. Penyerangan itu menewaskan lima orang dan membuat anggota parlemen bersembunyi serta menunda Kongres selama beberapa jam. Banyak politikus Partai Republik mengutuk kekerasan yang terjadi.

Ketua Senat Partai Republik Mitch McConnell pada akhir pekan lalu menyalahkan Trump atas penyerangan yang terjadi. Dia menuding Trump sudah memprovokasi massa.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-usa-trump-impeachment/trumps-coming-impeachment-trial-aggravates-rift-among-republicans-idUSKBN29T0M6

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

5 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

8 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

9 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

10 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

19 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya