Bawa Pistol dan 500 Peluru, Pria Ini Ditangkap Jelang Pelantikan Joe Biden

Senin, 18 Januari 2021 07:12 WIB

Anggota Garda Nasional berjaga di dekat gedung Capitol AS, saat Dewan Perwakilan Rakyat berdebat untuk memakzulkan Presiden AS Donald Trump seminggu setelah para pendukungnya menyerbu gedung Capitol di Washington, AS, 13 Januari 2021. [REUTERS / Brandon Bell]

TEMPO.CO, - Petugas keamanan menangkap seorang pria yang membawa senjata berat di sebuah pos pemeriksaan di dekat gedung Capitol Amerika Serikat, Washington. Pria bernama Wesley Allen Beeler itu mencoba menggunakan surat palsu untuk mengakses area terlarang tempat pelantikan Joe Biden, presiden terpilih AS.

Pria asal Virginia ini datang ke pos pemeriksaan pada Jumat malam dan menyerahkan undangan pelantikan, menurut sebuah dokumen yang diajukan di Pengadilan Tinggi Washington, DC.

Mengutip Times of Israel, saat petugas memeriksanya dengan daftar akses resmi, satu orang melihat stiker di bagian belakang truk pick-up Beeler yang bertuliskan "Assault Life," dengan gambar senapan, dan pesan 'Jika mereka datang untuk mengambil senjatamu, berikan mereka pelurumu dulu'.

Advertising
Advertising

Dokumen pengadilan menuliskan saat diinterogasi, Beeler mengaku bahwa dia membawa pistol Glock di dalam mobilnya. Ketika digeledah, petugas menemukan pistol tersebut beserta 500 butir amunisi.

Baca juga: Pasukan Garda Nasional Memenuhi Kota Washington Menjelang Pelantikan Joe Biden

Berdasarkan keterangan polisi, Beeler ditangkap dengan tuduhan kepemilikan senjata api yang tidak terdaftar dan kepemilikan amunisi yang tidak sah.

Sementara itu, Beeler mengatakan kepada Washington Post bahwa dia bekerja sebagai keamanan di Washington sepekan kemarin dan berhenti di pos pemeriksaan setelah tersesat. Dia mengaku lupa bila pistol itu ada di truknya dan membantah memiliki begitu banyak amunisi.

Beeler dibebaskan setelah sidang pertama pada hari Sabtu dan akan kembali ke pengadilan pada bulan Juni, Reuters melaporkan.

Menjelang pelantikan Joe Biden, Washington berada dalam kondisi siaga tinggi. Hal ini tak lepas dari peristiwa penyerbuan pendukung Presiden Donald Trump ke Gedung Capitol pada 6 Januari kemarin. Lima orang tewas dalam kerusuhan itu, termasuk seorang personel polisi.

Pejabat keamanan telah memperingatkan soal ekstremis pro-Trump yang bersenjata dan kemungkin membawa bahan peledak. Mereka menjadi ancaman bagi Washington serta ibu kota negara bagian selama sepekan mendatang.

Ribuan pasukan Garda Nasional pun dikerahkan di Washington dan jalan-jalan telah diblokir di pusat kota dengan penghalang beton. National Mall, yang biasanya dipenuhi orang setiap empat tahun untuk pelantikan presiden, telah dinyatakan terlarang atas permintaan Secret Service, yang menjamin keamanan presiden.

Acara penyambutan pelantikan Joe Biden dari komite pengukuhan pun dilakukan secara virtual. Selain untuk menghindari penyebaran Covid-19, mereka juga mengantisipasi ancaman keamanan. Acara yang berlangsung pada Sabtu malam itu menampilkan pertunjukan dari para pemimpin serikat, aktivis, dan selebriti seperti aktor Whoopi Goldberg.

TIMES OF ISRAEL

https://www.timesofisrael.com/heavily-armed-man-arrested-in-dc-while-trying-to-access-inauguration-area/

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

4 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

7 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

7 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

8 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

17 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

22 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

23 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya