Sekolah Prancis Mengheningkan Cipta untuk Samuel Paty

Selasa, 3 November 2020 08:00 WIB

Perdana Menteri Prancis Jean Castex dan Menteri Pendidikan Prancis Jean Michel Blanquer tiba di sekolah Bois d'Aulne di mana Samuel Paty, guru bahasa Prancis, dipenggal di jalanan pinggiran kota Paris di Conflans-Sainte-Honorine, Prancis, 2 November 2020.[REUTERS / Benoit Tessier]

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah-sekolah di seluruh Prancis mengheningkan cipta selama satu menit pada Senin kemarin untuk mengenang Samuel Paty, guru yang dipenggal oleh seorang remaja Chechnya yang ingin membalas dendam atas penggunaan kartun Nabi Muhammad selama kelas tentang kebebasan berekspresi.

Ketika Prancis dalam situasi pada tingkat keamanan tertinggi menyusul serangan susulan sejak pembunuhan Paty pada 16 Oktober, 12 juta siswa kembali ke sekolah untuk pertama kalinya sejak pria berusia 47 tahun itu terbunuh di siang hari.

Presiden Emmanuel Macron menyebut pembunuhan itu sebagai serangan terhadap nilai-nilai Prancis dan Republik itu sendiri. Tetapi seruan Macron bahwa Prancis tidak akan berkompromi pada kebebasan dasar berkeyakinan dan berekspresi telah memicu protes di kalangan Muslim di seluruh dunia.

"Ide terorisme adalah menciptakan kebencian. Kita akan melalui ini bersama-sama," tulis Macron dalam pesannya kepada anak sekolah di media sosial, seperti dikutip dari Reuters, 2 November 2020.

Siswa-siswi Prancis berdiri mengheningkan cipta pada pukul 11 pagi dan guru mengingatkan mereka tentang hak dan kewajiban mereka dalam demokrasi bebas.

Advertising
Advertising

Sejumlah orang membawa poster bertuliskan "Cinta untuk semua, kebencian tidak untuk siapapun" dalam pawai penghormatan kepada Samuel Paty, di jalanan pinggiran kota Paris, Conflans-Sainte-Honorine, Prancis, Selasa, 20 Oktober 2020. Polisi juga menangkap sejumlah orang, seperti keluarga dekat pelaku dan wali murid yang pernah mengajukan komplain terhadap Samuel Paty. REUTERS/Lucien Libert

Perdana Menteri Jean Castex menggelar upacara penghormatan bersama stafnya di sekolah Le Bois d'Aulne tempat Samuel Paty mengajar. Polisi menjaga gerbang sekolah menengah tersebut, yang tetap tertutup untuk siswa hingga Selasa.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Paty sebagai "pahlawan sunyi", yang berdedikasi untuk menanamkan nilai-nilai Republik pada murid-muridnya dan perwujudan dari tujuan Prancis untuk mematahkan kehendak para teroris.

Guru di seluruh Prancis membaca surat untuk profesi guru yang ditulis oleh Jean Jaures, politikus Prancis abad ke-19 yang menjelaskan peran guru dalam membina warga negara muda.

"Mereka akan menjadi warga negara dan mereka harus tahu apa itu demokrasi bebas, hak apa yang diberikan kepada mereka, kewajiban apa yang dibebankan oleh kedaulatan negara kepada mereka," tulis Jaures dalam suratnya.

Prancis telah mengerahkan tentara tambahan untuk melindungi tempat ibadah dan sekolah menyusul serangan susulan sejak pembunuhan Paty, termasuk di sebuah gereja di Nice dan terhadap seorang pendeta di Lyon.

Pembunuhan mengerikan Paty mengguncang nilai sekulerisme Prancis, yang telah memisahkan agama dan negara. Sekulerisme Prancis, Laicite, dianggap sebagian Muslim sebagai alat untuk menekan ekspresi keyakinan agama mereka.

Pada Senin, ribuan orang melakukan protes di luar kedutaan Prancis di Jakarta dengan membawa spanduk yang menyebut Macron sebagai teroris.

Di Bangladesh, pendukung kelompok Islam Hefazat-e-Islam menggunakan sepatu mereka untuk memukuli poster bertuliskan foto Macron saat ribuan orang berunjuk rasa di kedutaan besar Prancis di Dhaka.

Selama wawancara dengan Al Jazeera pada Sabtu, Emmanuel Macron mengatakan dia memahami perasaan umat Islam yang marah dengan kartun Nabi Muhammad, tetapi dia mengatakan bahwa bahwa "Islam radikal" yang dia coba lawan adalah ancaman bagi semua orang, terutama ancaman terhadap Muslim itu sendiri.

"Saya memahami sentimen yang diungkapkan dan saya menghormati mereka. Tapi Anda harus memahami peran saya sekarang, untuk melakukan dua hal: mendorong ketenangan dan juga melindungi hak-hak ini," kata Macron. "Saya akan selalu membela kebebasan berbicara, menulis, berpikir, dan menggambar di negara saya," ujarnya.

Macron juga mengecam apa yang dia sebut sebagai "distorsi" dari para pemimpin politik, mengatakan orang-orang sering dituntun untuk percaya bahwa karikatur adalah ciptaan negara Prancis.

"Saya pikir reaksi itu muncul sebagai akibat dari kebohongan dan penyimpangan kata-kata saya karena orang-orang pada akhirnya menganggap saya mendukung kartun-kartun ini," kata Macron. "Karikatur itu bukan proyek pemerintah, tapi muncul dari surat kabar bebas dan independen yang tidak berafiliasi dengan pemerintah."

Macron mengacu pada penerbitan ulang karikatur oleh majalah Charlie Hebdo baru-baru ini, yang dirilis untuk menandai pembukaan persidangan atas serangan mematikan terhadap staf Charlie Hebdo pada tahun 2015, ketika kartun Nabi Muhammad majalah satir yang berbasis di Paris itu dianggap sebagai alasan penyerangan.

Emmanuel Macron membela penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad sebagai hak kebebasan berbicara Prancis pada September, beberapa minggu sebelum ia mendapat reaksi keras dari aktivis Muslim pada tanggal 2 Oktober, dan ketika dia mengatakan dalam pidatonya bahwa Islam radikal membahayakan nilai-nilai Republik Prancis.


Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-france-security/french-schools-hold-minutes-silence-in-for-slain-teacher-idUSKBN27I0YW?il=0

https://www.aljazeera.com/news/2020/10/31/frances-macron-cartoons-came-from-free-and-independent-news

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

1 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

2 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

8 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

12 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

18 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

26 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

27 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya