Jaksa Antiteror Ungkap Detik-detik Penyerangan Gereja di Prancis

Jumat, 30 Oktober 2020 13:00 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendengarkan penjelasan petugas saat mengunjungi lokasi penikaman di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. Macron juga mengatakan bahwa Prancis benar-benar dalam kondisi diserang saat ini. REUTERS/Eric Gaillard/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku penyerangan gereja di Prancis membawa dokumen Palang Merah ketika dilumpuhkan oleh kepolisian Prancis, menurut Jaksa Anti-teror Prancis, Jean-François Ricard, pada Kamis.

Brahim Aouissaoui, 21 tahun, yang menurut pihak berwenang Prancis memasuki kota Bari di Italia selatan pada 9 Oktober, tidak dikenal oleh dinas intelijen Prancis dan tidak ada dalam file sidik jari nasional, menurut Ricard.

"Ini mengingatkan kita dengan menyakitkan betapa ideologi mematikan terorisme Islam tetap hidup dan sehat, serta keinginannya untuk menyerang kebebasan kita, kebebasan paling esensial kita, kebebasan berekspresi, kebebasan mengajar, kebebasan beribadah," kata Ricard selama konferensi pers, dikutip dari CNN, 30 Oktober 2020.

Gerakan Brahim Aouissaoui pada hari penyerangan, terekam oleh video pengawas, menunjukkan dia tiba di stasiun kereta Nice dan mengganti pakaiannya segera setelah pukul 8 pagi. Dia kemudian berjalan 400 meter ke Basilika Notre-Dame di mana dia melakukan serangan selama 28 menit, menewaskan tiga orang.

Mayat dua orang ditemukan di dalam basilika. Seorang perempuan berusia 60 tahun ditemukan di pintu masuk basilika, dengan luka di tenggorokan yang sangat dalam, kata Ricard.

Advertising
Advertising

Mayat kedua adalah seorang pria berusia 55 tahun, yang menjabat sebagai Sacristan di basilika, juga meninggal karena luka di tenggorokan.

Korban ketiga seorang perempuan berusia 44 tahun yang meninggal di sebuah restoran di dekat beberapa luka tusukan, yang baru saja meninggalkan gereja dan tewas beberapa menit kemudian.

Kurang dari 30 menit kemudian, tim yang terdiri dari empat petugas polisi tiba dan menembak Aouissaoui. Penyerang, yang diidentifikasi oleh pejabat Italia sebagai imigran dari Tunisia, maju ke arah polisi dengan mengancam dan meneriakkan Allah Akbar. "Mereka (polisi) memberi peringatan dengan menggunakan pistol listrik dan kemudian menembakkan senjata api mereka beberapa kali," kata jaksa.

Sekitar 14 selongsong peluru ditemukan tempat kejadian perkara. BBC melaporkan dua telepon genggam dan salinan Al-Quran, serta dua pisau lain di dalam tas milik pelaku, juga ditemukan di lokasi kejadian.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi lokasi penikaman di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. Seorang pria bersenjata tajam membunuh tiga warga di lokasi tersebut. REUTERS/Eric Gaillard/Pool

Kepala jaksa anti-teroris Prancis mengatakan penyerang, yang terluka parah oleh tembakan polisi, sedang dirawat di rumah sakit, Al Jazeera melaporkan.

Pelaku tidak terdaftar oleh polisi Tunisia sebagai daftar orang yang dicurigai sebagai "militan" sebelum dia meninggalkan negara itu pada September, kata seorang pejabat pengadilan Tunisia.

Brahim Aouissaoui meninggalkan Tunisia dengan perahu pada 14 September dan tiba di Nice pada Rabu, kata pejabat pengadilan Tunisia bernama Mohsen Dali.

Polisi sedang menanyai keluarganya di kota pelabuhan Sfax, kata sumber keamanan Tunisia, Reuters melaporkan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Prancis "tidak akan menyerah pada terorisme" setelah penyerangan tersebut.

Awal bulan ini, guru bahasa Prancis Samuel Paty dipenggal di siang hari bolong setelah menampilkan kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan majalah Charlie Hebdo di kelas.

Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Prancis dan dunia Muslim atas pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini di mana dia mengatakan Islam berada dalam "krisis", dan mendukung kartun Nabi Muhammad sebagai kebebasan berekspresi Prancis setelah pembunuhan Samuel Paty.


Sumber:

https://edition.cnn.com/europe/live-news/nice-knife-attack-dle-intl/index.html

https://www.aljazeera.com/news/2020/10/29/two-dead-in-french-city-nice-several-hurt-live-news

https://www.reuters.com/article/france-security-nice-suspect-int-idUSKBN27E390

https://www.bbc.com/news/world-europe-54736277

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

13 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

13 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

27 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya