Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Kamis, 29 Oktober 2020 07:00 WIB

Pendukung dan aktivis Islami Oikya Jote, sebuah partai politik Islam, ambil bagian dalam protes yang menyerukan boikot produk Prancis dan mencela Presiden Prancis Emmanuel Macron di Dhaka, Bangladesh, 28 Oktober 2020. Pernyataan Macron dikeluarkan setelah peristiwa pemenggalan terhadap seorang guru bernama Samuel Paty di Prancis. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo. Menurut Pemerintah Prancis, apa yang disampaikan Pemerintah Turki bukanlah kecaman, tetapi kebencian.

Hal itu dinyatakan oleh Juru Bicara Pemerintah Prancis, Gabriel Attal. Attal kemudian menambahkan bahwa kecaman Turki tidak akan mengubah sikap dan pernyataan Prancis soal kekerasan yang dipicu oleh gerakan Islam radikal.

"Prancis tidak akan mengubah nilai-nilai dan prinsipnya," ujar Attal, dikutip dari Arabnews, Rabu, 28 Oktober 2020.

Diberitakan sebelumnya, cover depan Charlie Hebdo pekan ini menampilkan karikatur Erdogan menyusul ketegangan antara Turki dengan Prancis. Dalam cover tersebut, Erdogan ditampilkan tengah duduk di sebuah sofa, hanya mengenakan pakaian dalam, serta memegang minuman kaleng.

Di samping karikatur Erdogan, berdiri seorang perempuan berhijab. Erdogan menyibakkan rok perempuan tersebut yang kemudian diresponnya dengan berkata "Oh Tuhan". Adapun judul dari cover majalah Charlie Hebdo itu adalah "Erdogan: Diam-diam Sesungguhnya Ia Orang yang Lucu".

Turki bereaksi keras atas karikatur tersebut. Menurut mereka, karikatur garapan Charlie Hebdo sungguh menjijikkan dan tidak pantas. Turki bahkan menuduh karikatur tersebut sebagai hasil dari agenda anti-Islam yang didengungkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kabar yang beredar, Turki akan mengambil tindakan tegas terkait karikatur Erdogan.

Emmanuel Macron, beberapa waktu lalu, memang membuat pernyataan yang menggemparkan komunitas Muslim, tak terkecuali Turki. Merespon kasus pembunuhan guru oleh seorang Muslim, karena menggunakan karikatur Nabi Muhammad untuk kelas kebebasan berpendapat, Macron menyebut ada gerakan radikal Islam yang mengancam nilai-nilai sekuler di Prancis.

Macron menuduh gerakan tersebut sebagai hasil dari krisis yang terjadi di Islam. Oleh karenanya, ia berjanji akan lebih tegas menjaga nilai-nilai sekuler di Prancis. Salah satu yang ia rencanakan, menutup masjid yang dirasa mengajarkan paham radikal atau ekstrim.

ISTMAN MP | ARABNEWS

https://www.arabnews.com/node/1755351/world

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

3 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

4 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

5 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

7 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

8 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

11 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

12 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

12 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya