Republikan Kritik Donald Trump yang Ingin Transisi Pasca Pilpres Amerika Gaduh

Jumat, 25 September 2020 13:41 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan sambutan di Portico Utara Gedung Putih di Washington, AS, 7 September 2020. [REUTERS / Sarah Silbiger]

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Presiden Donald Trump bahwa dirinya ogah menerima hasil Pilpres Amerika jika kalah dikritik partainya sendiri. Menurut Pemimpin Senat Republikan, Mitch McConnell, seharusnya Donald Trump bisa bersikpa lapang dada jika kalah dan menjamin transisi kekuasaan berjalan damai, bukannya membuat gaduh.

"Pemenang dari Pilpres Amerika pada 3 November nanti akan dilantik pada 20 Januari. Transisi akan berjalan damai dan rapih seperti sebelum-sebelumnya sejak 1792," ujar McConnell, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 25 September 2020.

Pernyataan McConnell didukung oleh anggota-anggota Partai Republik lainnya. Walau begitu, tidak semua mengkritik Donald Trump secara frontal. Sebagai contoh, anggota Parlemen AS Liz Cheney mengatakan bahwa transisi kepemimpinan yang damai sudah diatur dalam konstitusi. Oleh karenanya, kata ia, sudah seharusnya setiap warga Amerika, termasuk Donald Trump, menjamin konstitusi dipatuhi.

Contoh lain, Senator Republikan Marco Rubio menjamin Pilpres Amerika akan berjalan secara jujur dan adil seperti pilpres-pilpres sebelumnya. Oleh karenanya, tidak perlu ada kekhawatiran soal kecurangan ataupun tindakan illegal lainnya seperti yang ditakutkan Donald Trump.

Sebagai catatan, Donald Trump meragukan pelaksanaan Pilpres Amerika karena sebagian akan digelar via pos. Surat suara akan dikirimkan ke pemilih dan kemudian dikirimkan balik setelah 'dicoblos'. Menurut Donald Trump, mekanisme itu rentan bocor dan berpotensi dicurangi. Dia bahkan sempat memilih Pilpres Amerika ditunda daripada digelar dengan mekanisme via pos.

"Bisa saja hasil finalnya akan lebih lama dibanding seharusnya. Namun, hasilnya pasti valid," ujar Rubio.

Sementara itu, Ketua dari Komite Yudisial di Senat AS, Lindsey Graham, menyatakan tidak tertutup kemungkinan proses Pilpres Amerika 2020 akan lebih panjang dari biasanya. Hal tersebut menimbang kemungkinan Donald Trump membawa hasil Pilpres Amerika ke Pengadilan Mahkamah AS jika mengalahkannya.

Jika itu terjadi, kata Graham, maka hal tersebut adalah hak dari Donald Trump. Namun, ia ingin Donald trump bisa menerima apapun hasil akhir Pilpres Amerika nanti, termasuk jika dirinya kalah. "Jika itu yang dimau, maka kita harus memastikan ada majelis hakim (di Pengadilan Mahkamah AS)."

Pernyataan para anggota Republikan, ironisnya, diperkuat pernyataan Gedung Putih. Juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEcnany, mengklaim Donald Trump akan menerima hasil Pilpres Amerika yang digelar secara jujur dan adil.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

News Link:
https://www.aljazeera.com/news/2020/9/24/mcconnell-republicans-split-with-trump-on-peaceful-transfer

Berita terkait

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

6 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

16 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

23 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

27 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

34 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

36 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

39 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya