TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump menegaskan lagi bahwa dirinya tidak akan mau menerima hasil Pilpres Amerika jika dirinya kalah. Bahkan, ia menjamin tidak akan ada proses transisi jabatan yang "damai". Hal itu, kata Donald Trump, dipengaruhi pandangannya soal mekanisme pemilu via pos.
Diberitakan sebelumnya, Pilpres Amerika tahun ini, sebagian, akan digelar via pos. Warga menerima surat suara yang kemudian mereka kirim kembali dengan pilihannya. Hal itu untuk meminimalisir penularan virus Corona di tempat pemungutan suara. Namun, Donald Trump menolaknya, menganggapnya rentan bocor dan dicurangi.
"Singkirkan hal tersebut dan kalian akan mendapat Pilpres Amerika yang damai. (Via pos) Suarat suara tidak akan terkontrol. Kalian tahu itu dan Demokrat tahu lebih banyak dibanding lainnya," ujar Donald Trump, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Kamis, 24 September 2020.
Pernyataan Donald Trump berbeda dengan Gedung Putih. Juru Bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany, menyatakan bahwa Presiden Amerika Donald Trump akan mengikuti Pilpres Amerika dengan sikap terbuka. Oleh karenanya, selama pemilu digelar dengan jujur dan adil, Donald Trump akan menerima hasilnya.
Sementara itu, Pemimpin Senat Republikan Mitch McConnell tidak setuju dengan pernyataan Donald Trump. Ia berkata, apapun hasil Pilpres Amerika nanti, Donald Trump harus bisa menerimanya dengan lapang dada dan memastikan transisi kekuasaan berjalan damai.
Baca Juga:
"Pemenang Pilpres Amerika pada November nanti akan dilantik pada 20 Januari 2020. Kami menjamin proses transisi yang tertata dan damai, sama seperti sebelum-sebelumnya sejak tahun 1792," ujar McConnell.
Pernyataan McConnell didukung oleh anggota-anggota Republikan lainnya. Namun, tidak semuanya memberikan pernyataan protes yang ditujukan langsung kepada Donald Trump.
ISTMAN MP | AL JAZEERA
News Link:
https://www.aljazeera.com/news/2020/9/24/mcconnell-republicans-split-with-trump-on-peaceful-transfer