Netanyahu: Israel Sedang Buat Peta Pencaplokan Lembah Yordan

Jumat, 29 Mei 2020 06:00 WIB

Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa jika terpilih kembali, ia akan memperluas tanah jajahan Israel atas Lembah Yordan, 10 September 2019. [Avshalom Sassoni / Jerusalem Post]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan orang Palestina yang tinggal di Lembah Yordan, Tepi Barat, tidak akan dapat kewarganegaraan Israel setelah dianeksasi.

Kota-kota dan desa-desa Palestina di daerah itu akan tetap menjadi "kantong-kantong Palestina" di bawah pemerintahan Palestina tetapi dengan kontrol keamanan Israel, kata Netanyahu, seperti dilaporkan Times of Israel, 28 Mei 2020.

"Wilayah pemukiman Palestina ini, yang menurut beberapa perkiraan merupakan rumah bagi 50.000-65.000 warga Palestina, akan tetap sebagai kantong Palestina," katanya kepada media Israel pro Netanyahu, Hayom.

"Kita tidak mencaplok (kota Palestina) Yerikho (yang memiliki populasi sekitar 20.000). Ada satu atau dua kelompok (wilayah permukiman Palestina) di mana kita tidak perlu memperpanjang kedaulatan; (penghuninya) akan tetap menjadi subyek Palestina, kita bisa mengatakan demikian, tetapi kontrol keamanan (keseluruhan Israel) akan berlaku di sana," ujar Netanyahu.

Dalam wawancara terpisah Kamis, Netanyahu menepis kekhawatiran yang semakin diungkapkan oleh para pemimpin pemukim mengenai visi rencana perdamaian AS untuk Tepi Barat, mengatakan bahwa proses pemetaan sedang berlangsung dan bahwa mereka mengkritik elemen-elemen dari rencana yang masih belum ditentukan dan dipublikasikan.

Advertising
Advertising

Berbicara kepada surat kabar sayap kanan Makor Rishon, Netanyahu mengatakan dia tidak percaya Yordania akan membatalkan perjanjian damai jika Israel meneruskan rencananya untuk mencaplok beberapa tanah Tepi Barat termasuk Lembah Yordan. Netanyahu juga mengatakan setiap pembangunan permukiman yang dibekukan sebagai bagian rencana Trump juga akan berlaku untuk Palestina di Area C, yang dikendalikan oleh Israel.

Sebuah pandangan menunjukkan Lembah Yordania dekat kota Tepi Barat Jericho, 21 Januari 2016.[REUTERS / Mohamad Torokman]

Netanyahu mengatakan dia berkomitmen untuk memperluas kedaulatan Israel ke bagian-bagian Tepi Barat pada Juli, setelah tim gabungan Israel-AS menyelesaikan proses pemetaan wilayah itu berdasarkan peta konseptual yang dirilis oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump awal tahun ini.

Para kepala permukiman khawatir karena melihat Netanyahu telah mengindikasikan bahwa Washington akan segera mengakui kedaulatan Israel di semua pemukiman dan Lembah Yordan yang strategis dalam beberapa hari setelah pengumuman rencana, sebelum pemerintah mengklarifikasi bahwa prosesnya akan memakan waktu berbulan-bulan.

Karenanya para pemimpin permukiman telah menggambar peta mereka sendiri, tetapi yang menurut laporan tidak mempengaruhi pekerjaan komite, yang menyebabkan kemarahan dan perselisihan internal.

Dalam wawancara dengan Makor Rishon, Netanyahu mengatakan "peta konseptual untuk pencaplokan memberikan gagasan umum yang harus dirinci, dan itulah yang pemerintahannya lakukan saat ini".

Sementara Netanyahu menepis kekhawatiran bahwa beberapa permukiman terisolasi akan tetap sebagai kantong di dalam wilayah yang dikontrol Palestina, mengatakan bahwa pemukim sudah biasa mengemudi di banyak jalan Tepi Barat yang dikelilingi di kedua sisi oleh Otoritas Palestina.

Netanyahu juga menepis kekhawatiran bahwa aneksasi akan mendorong tindakan pembalasan yang kuat oleh Palestina dan negara-negara Arab dan Eropa. Netanyahu yakin perjanjian damai 1994 dengan Yordania tidak akan terpengaruh oleh aneksasi Lembah Yordan, meskipun ancaman yang meningkat dari Amman untuk membatalkan atau menurunkan ketentuan perjanjian.

Berita terkait

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

28 menit lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

36 menit lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

3 jam lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

6 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

6 jam lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

7 jam lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

23 jam lalu

30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

Tentara Israel mulai kelelahan melawan Hamas. Sebanyak 30 orang tentara Israel menolak diterjunkan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

1 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

1 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya