Rusia Akan Longgarkan Lockdown Virus Corona dalam Tiga Tahap

Jumat, 8 Mei 2020 03:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin mengikuti forum KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Moskow, Rusia, 26 Maret 2020. Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia berencana untuk melonggarkan lockdown virus corona dalam tiga tahap.

Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan wabah telah stabil dalam dua minggu terakhir, dengan pertumbuhan kasus di ibu kota semakin terdata oleh peningkatan tes corona. Namun, dia mengatakan publik harus terus mengamati langkah-langkah isolasi diri bahkan ketika beberapa pembatasan dilonggarkan mulai 12 Mei.

Jumlah total kasus virus corona Rusia naik pada hari Rabu sebanyak lebih dari 10.000 untuk hari keempat berturut-turut menjadi 165.929, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 1.537, menurut laporan Reuters, 8 Mei 2020.

Menteri Kebudayaan Olga Lyubimova menjadi pejabat tinggi Rusia dan menteri kabinet ketiga yang didiagnosis dengan Covid-19.

Dalam konferensi video dengan pejabat pemerintah dan kepala daerah, Presiden Vladimir Putin memberikan dukungannya pada rencana tiga tahap pelonggaran lockdown.

Advertising
Advertising

Putin mengatakan Rusia tidak boleh terburu-buru, karena setiap langkah tergesa-gesa mencabut lockdown berdampak pada efektivitas upaya pencegahan.

Pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri bekerja di Unit Perawatan Intensif (ICU), Pusat ECMO Rumah Sakit Klinik Kota Nomor 52, di mana pasien yang menderita penyakit virus Corona (COVID-19) dirawat, di Moskow, Rusia 28 April , 2020. [REUTERS / Maxim Shemetov]

Pada fase awal, orang-orang akan diizinkan untuk berjalan-jalan dan berolahraga di jalanan, kata Anna Popova, kepala regulator kesehatan konsumen Rospotrebnadzor, tetapi dia tidak memberikan kerangka waktu tertentu.

Tahap kedua lembaga pendidikan dan beberapa bisnis sektor jasa kembali beroperasi, dengan fasilitas rekreasi termasuk taman dan alun-alun kemudian dibuka kembali di tahap ketiga, katanya.

Terlepas dari keberhasilan Rusia dalam melindungi warganya yang paling rentan dari virus corona, pemerintah telah dikritik karena gagal memberi keluarga dan bisnis dukungan yang cukup di tengah-tengah penutupan ekonomi.

Peringkat persetujuan Putin telah merosot ke level terendah dalam lebih dari dua dekade selama krisis virus corona, bahkan ketika dukungan untuk memperpanjang kekuasaannya selama bertahun-tahun ke depan telah meningkat, menurut sebuah jajak pendapat Levada-Center.

Pihak berwenang sedang mencari cara untuk meredam kontraksi ekonomi yang diperburuk oleh kemerosotan global karena anjloknya harga minyak, ekspor utama Rusia, serta dampak wabah virus corona.

Pada tahun 2020, ekonomi dapat menyusut hingga 6%, menurut perkiraan bank sentral bulan lalu ketika memangkas suku bunganya dan berjanji lebih banyak pemotongan untuk biaya pinjaman akhir tahun ini.

Tunggakan pinjaman dan kredit macet di Rusia diperkirakan akan tumbuh tahun ini. Individu dan perusahaan Rusia yang dianggap paling rentan terhadap krisis virus corona saat ini berutang pada bank sekitar 19 triliun rubel (Rp 3.858 triliun) atau sepertiga dari keseluruhan portofolio kredit bank.

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

4 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya