Mahkamah Agung Israel Persilakan Netanyahu Bentuk Pemerintahan

Kamis, 7 Mei 2020 23:00 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi isyarat saat ia menyampaikan pernyataan selama kunjungannya di hotline nasional Kementerian Kesehatan, di Kiryat Malachi, Israel 1 Maret 2020. [REUTERS / Amir Cohen]

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Agung Israel memutuskan tidak akan mendiskualifikasi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membentuk pemerintahan meski tersandung kasus korupsi.

Dalam putusannya terhadap para pembuat petisi oposisi, Mahkamah Agung juga mendapati bahwa pemerintah persatuan Netanyahu dengan saingannya dalam pemilu, Benny Gantz, tidak melanggar hukum, menepis argumen bahwa mereka secara tidak sah melindunginya dalam persidangan korupsi.

Seperti dikutip dari Reuters, 7 Mei 2020, putusan itu menghilangkan rintangan hukum bagi pemerintah koalisi Netanyahu dan sayap kanan Gantz yang akan dilantik minggu depan, menyusul tiga pemilihan umum yang gagal untuk membentuk pemerintahan selama setahun terakhir.

Kesepakatan keduanya menghasilkan apa yang disebut "pemerintah persatuan" untuk mengakhiri kebuntuan politik ketika Israel bergulat dengan krisis virus corona dan kejatuhan ekonominya.

Dalam keputusan bulat, panel 11 hakim tidak menemukan dasar hukum untuk mencegah anggota Knesset (parlemen Israel) Netanyahu dari membentuk pemerintah.

Advertising
Advertising

Namun Mahkamah Agung menambahkan bahwa keputusannya tidak boleh ditafsirkan sebagai mengurangi dasar tuduhan yang dihadapi terhadap kejujuran publik, atau kesulitan yang ditimbulkan oleh masa jabatan perdana menteri yang dituduh melakukan kejahatan.

Mahkamah Agung menambahkan bahwa Netanyahu memiliki hak untuk menerima asas praduga tak bersalah.

Warga Israel melakukan aksi protes terhadap PM Benjamin Netanyahu, dengan menerapkan social distancing di tengah virus corona atau COVID-19 di Rabin Square, Tel Aviv, Israel, 19 April 2020. Aksi protes tersebut dilakukan karena Netanyahu berada di bawah dakwaan pidana dalam tiga kasus korupsi. REUTERS/Corinna Kern

Netanyahu didakwa pada bulan Januari atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Dia membantah melakukan kesalahan dalam ketiga kasus tersebut.

Besarnya dampak pandemi virus corona mendorong Gantz untuk mundur pada janji kampanye untuk tidak ikut dalam pemerintahan yang dipimpin oleh perdana menteri yang menghadapi tuduhan kriminal, dan sebaliknya menandatangani kesepakatan persatuan darurat dengan saingannya.

Pemimpin Partai Biru dan Putih Benny Gantz (kiri) dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menandatangani perjanjian pemerintah bersatu mereka pada 20 April 2020.[Times of Israel]

Di bawah ketentuan perjanjian, Netanyahu akan menjabat sebagai perdana menteri pemerintahan baru selama 18 bulan sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Gantz.

Para pembuat petisi pengadilan, termasuk partai-partai oposisi dan pengawas demokrasi, berargumen bahwa pakta tersebut melindungi Netanyahu dari proses hukum.

Hakim mengakui bahwa kesepakatan mantan saingan itu "tidak biasa" dalam sejarah Israel, tetapi mengatakan mereka telah memutuskan tidak ada alasan untuk campur tangan dalam salah satu klausulnya,

Pada akhirnya, para hakim mengatakan ada dua asalan untuk memberi Netanyahu lampu hijau, dikutip dari Jerusalem Post.

Pertama, mereka mengatakan dia tidak secara otomatis didiskualifikasi oleh hukum karena undang-undang Knesset hanya secara otomatis mendiskualifikasi seorang perdana menteri yang dihukum dan kehabisan bandingnya.

Kedua, mereka mengatakan pengadilan masih bisa meninjau kembali keleluasaan penunjukan apapun.

Pertanyaannya kemudian menjadi siapa yang menunjuk perdana menteri. Para hakim memutuskan bahwa Knesset adalah badan yang menunjuk perdana menteri dan bahwa mereka harus memberikan penghormatan besar pada keputusan politik yang inheren itu.

Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Rabu malam, partai Likud Netanyahu dan Partai Biru-Putih Gantz mengatakan mereka akan mengadakan upacara pelantikan mereka pada 13 Mei.

Benjamin Netanyahu, 70 tahun, didakwa pada Januari atas tuduhan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Netanyahu membantah melakukan kesalahan dalam ketiga kasus tersebut dan persidangannya akan digelar pada 24 Mei.

Berita terkait

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

5 menit lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

1 jam lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

2 jam lalu

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

Top 3 Dunia, Kongres Amerika Serikat yang berupaya menghasilkan undang-undang agar bisa menghalangi ICC menerbitkan surat penahanan Netanyahu

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

14 jam lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

15 jam lalu

30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

Tentara Israel mulai kelelahan melawan Hamas. Sebanyak 30 orang tentara Israel menolak diterjunkan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

17 jam lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

19 jam lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

19 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

20 jam lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

21 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya