Duterte Resmi Akhiri Kerja Sama Militer Filipina dengan Amerika

Selasa, 11 Februari 2020 16:30 WIB

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte resmi mengakhiri kerja sama militer Visiting Forces Agreement atau VFA dengan Amerika Serikat pada Selasa.

Malacanang, istana kepresiden Filipina, mengatakan keputusan ini sudah ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro "Teddy Boy" Locsin Jr., dan telah dikirimkan ke pemerintah Amerika Serikat pada hari yang sama.

"Presiden mengarahkan Sekretaris Eksekutif Salvador Medialdea untuk memberi tahu Menlu Teddy Boy Locsin untuk mengirim pemberitahuan penghentian kepada pemerintah AS tadi malam. Dan Sekretaris Eksekutif mengirim pesan kepada Menlu Teddy Boy Locsin, yang telah menandatangani pemberitahuan penghentian dan kemudian mengirimkannya ke pemerintah AS hari ini,: kata juru bicara kepresidenan Panelo, dilaporkan Unquirer.net, 11 Februari 2020.

Menurut Panelo, penghentian akan berlaku setelah 180 hari mulai Selasa.

Locsin menulis di Twitter bahwa Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar AS telah menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja sama.

Advertising
Advertising

Sebelumnya Presiden Rodrigo Duterte mengatakan akan menghentikan VFA, kesepakatan yang mengatur latihan militer AS dengan militer Filipina.

"Saya memperingatkan Anda...jika Anda tidak akan melakukan koreksi pada ini, saya akan mengakhiri ... Visiting Forces Agreement," kata Duterte akhir bulan lalu, menurut Washington Examiner. "Saya akan mengakhiri (kesepakatan) kurang ajar itu."

Peringatan Duterte muncul setelah Departemen Luar Negeri AS dilaporkan membatalkan visa sekutu politik dan mantan kepala polisi Filipina yang diduga terlibat dalam pembunuhan di luar proses hukum dalam kampanye perang anti-narkoba Duterte.

Duterte membuat keputusan ini setelah komandan utama perangnya melawan narkoba, mantan kepala polisi Ronald dela Rosa, mengatakan visa AS miliknya telah dibatalkan karena masalah yang berkaitan dengan penahanan seorang senator dan kritikus Duterte.

"Sudah saatnya kita mengandalkan diri kita sendiri, kita akan memperkuat pertahanan kita sendiri dan tidak bergantung pada negara lain," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo pada Selasa yang mengutip Duterte, menurut laporan Reuters.

Belum ada tanggapan dari pihak Amerika Serikat terkait penghentian kerja sama ini.

Kerja sama pertahanan antara Filipina dan Amerika Serikat kembali ke awal 1950-an ketika kerja sama pertahanan diatur oleh pakta Mutual Defence Treaty (MTD), yang tetap utuh hingga saat ini, bersama dengan Enhanced Defence Cooperation Agreement (EDCA) yang dibuat semasa pemerintahan Obama.

VFA, yang ditandatangani pada tahun 1998, memberikan status hukum kepada ribuan tentara AS yang dirotasi di Filipina untuk bantuan kemanusiaan dan latihan militer, puluhan di antaranya berlangsung setiap tahun.

Ini adalah pertama kalinya Duterte membatalkan perjanjian dengan Amerika Serikat setelah lebih dari tiga tahun menjabat, mengecam Washington karena kemunafikan dan karena memperlakukan Filipina "seperti anjing dengan tali".

Terlepas dari kepastian dari para jenderalnya, Duterte telah lama menuduh pasukan AS melakukan kegiatan klandestin. Dalam pidato panjang pada hari Senin, dia mengatakan senjata nuklir AS disimpan di negaranya.

Duterte berpendapat bahwa kehadiran pasukan AS membuat Filipina target potensial untuk agresi.

Duterte sendiri lebih menyukai hubungan yang lebih hangat dengan Cina dan Rusia daripada Amerika Serikat dan memuji negara-negara tersebut dengan mengizinkan donasi militer dari kedua negara tersebut, setelah Amerika Serikat mengurangi kontribusi militer sekitar USD 1,3 miliar atau Rp 17,8 triliun yang dialokasikan sejak 1998.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

16 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

2 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

11 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

22 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

25 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

25 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

26 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya