Profil Shandong, Kapal Induk Buatan Dalam Negeri Pertama Cina
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 18 Desember 2019 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Cina akhirnya meresmikan kapal induk buatan dalam negerinya yang pertama, Shandong.
Shandong yang sebelumnya diberi kode nama tipe 002 adalah kapal induk kedua Cina, tetapi kapal ini adalah yang pertama dibuat di dalam negeri. Kapal ini dikirim dan ditugaskan ke Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada hari Selasa di Sanya, Provinsi Hainan, Cina Selatan, setelah perbaikan dan uji coba laut sejak diluncurkan pada 2017, dikutip dari Global Times, 18 Desember 2019.
Cheng Dewei, juru bicara PLA mengatakan, jenis kapal kelas 002 dinamai sesuai dengan provinsi Shandong di Cina timur sesuai dengan aturan angkatan laut untuk penamaan kapal, dan setelah mempertimbangkan kesediaan provinsi dan kota, dikutip dari CGTN.
Kapal induk dibangun oleh Industri Pembuatan Kapal Dalian di provinsi Liaoning. Perusahaan mulai mengerjakan kapal pada November 2013, dan meletakkan lunas untuk lambung kapal di dok kering pada Maret 2015.
After the commissioning of #China's first domestically built aircraft carrier Shandong, China becomes the first Asian country to build a self-designed aircraft carrier since World War II and the third country to own a dual-carrier battle group after the US and the UK. pic.twitter.com/U43zFi027J
— Global Times (@globaltimesnews) December 17, 2019
Menurut laporan CNN, Shandong, yang menggunakan tenaga konvensional dan bukan tenaga nuklir, adalah kapal induk kedua di armada setelah kapal induk pertama Cina, Liaoning, kapal era Soviet yang dipasang kembali, dibeli dari pemerintah Ukraina pada 1998.
Liaoning dan Shandong menggunakan jalur lompat ski di ujung geladak penerbangan untuk meluncurkan pesawat, teknologi yang relatif lebih tua yang sebagian besar telah digantikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat yang mendukung teknologi "ketapel".
Pesawat yang diluncurkan oleh ketapel dapat mengudara dengan lebih cepat dan dengan jumlah bahan bakar dan amunisi yang lebih besar, serta memberi keuntungan dibandingkan pesawat Cina yang mengandalkan kekuatan sendiri saat lepas landas dari lompatan ski.
Pada Mei 2018, kapal berangkat untuk uji coba laut pertama. Shandong telah melakukan delapan uji coba laut, dengan yang kesembilan pada November tahun ini ketika kapal meninggalkan Dalian, menuju ke selatan, melewati Selat Taiwan, memasuki Laut Cina Selatan, dan akhirnya tiba di Sanya, pangkalan induknya.
Shandong dilaporkan melakukan uji coba laut secara berurutan pada awal Agustus 2019, menunjukkan kapal mengalami masalah teknis selama uji coba.
Analis militer percaya bahwa Shandong dibangun berdasarkan kapal induk pertama Cina, Liaoning, yang merupakan kapal Soviet tidak lengkap yang dibeli dan diselesaikan konstruksinya oleh Cina.
Menurut Centre for Strategic and International Studies (CSIS), kapal ini memiliki bobot sekitar 66.000-70.000 ton, beberapa ribu ton lebih berat dari Liaoning, dan memiliki panjang 315 meter dengan lebar 75 meter.
Shandong menggunakan dek penerbangan lompat ski serupa dengan Liaoning, Shandong yang diberdayakan secara konvensional dilengkapi dengan perangkat elektronik dan sistem kontrol dan komando yang lebih canggih, dan dibangun dengan suprastruktur yang dioptimalkan dan tata letak internal, berdasarkan pengalaman uji Liaoning pada 2012, kata para analis.
Berkat peningkatan signifikan ini, kapal induk kedua jauh lebih kuat. Sebagai contoh, kapal induk Shandong dapat membawa 36 jet tempur J-15, dibandingkan dengan 24 J-15 yang diangkut Liaoning, menurut laporan China Central Television pada bulan Agustus.
Pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan bahwa secara total kapal akan dapat mengangkut 40 pesawat, termasuk helikopter Z-9 dan pesawat peringatan dini KJ-600.
Pakar militer menggambarkan peluncuran Shandong menjadikan Cina negara Asia pertama yang mengoperasikan kapal induk yang dikembangkan secara independen setelah Perang Dunia II.
Menurut Peter Layton, peneliti di Griffith Asia Institute, mengatakan kepada CNN bahwa Liaoning dimaksudkan untuk bertindak sebagai lebih dari kapal pelatihan, sedangkan kapal induk Shandong kemungkinan akan dikerahkan dalam misi tempur, memposisikan Cina bersama sejumlah negara dengan kemampuan angkatan laut global , termasuk Rusia, Prancis, AS, dan Inggris.