Gedung Putih Sengaja Tutupi Skandal Trump dengan Presiden Ukraina

Jumat, 27 September 2019 09:00 WIB

Presiden Donald Trump, kanan, melakukan pertemuan disela-sela sidang umum PBB dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior Gedung Putih sengaja membungkam whistleblower yang membocorkan skandal Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Sang whistleblower, agen CIA yang pernah bekerja di Gedung Putih, mengatakan dalam aduan bahwa pejabat Gedung Putih memindahkan transkrip panggilan telepon 25 Juli dengan pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky, ke sistem yang aman dan rahasia agar mencegah isinya diketahui publik.

Pengungkapan ini dilaporkan pertama kali oleh New York Times pada 26 September 2019. Dalam pengaduan tersebut, agen CIA menambahkan rincian tambahan transkrip panggilan yang mengungkapkan percakapan kedua pemimpin, yang menyatakan bahwa pejabat pemerintah, termasuk beberapa di Gedung Putih, percaya bahwa Trump telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk keuntungan politik pribadi, dengan menekan Zelensky untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joseph R. Biden Jr dan putranya, Hunter Biden.

Whistle-blower mengatakan para diplomat marah dengan kegiatan pengacara pribadi presiden, Rudolph W. Giuliani, dalam upaya membujuk para pejabat Ukraina untuk membuka penyelidikan terhadap Bidens.

Pengungkapan baru dari pengaduan sembilan halaman itu disampaikan kepada inspektur jenderal komunitas intelijen dan dirilis Kamis pagi oleh Komite Intelijen DPR.

Advertising
Advertising

Trump marah dan mengecam whisletblower sebagai mata-mata pengkhianat. Demokrat memanfaatkan pengaduan tersebut untuk membuka proses pemakzulan Trump. Mereka mengatakan telah memutuskan tuduhan itu sekarang akan menjadi fokus utama upaya pemakzulan. Mereka menyebut whistleblower sebagai pahlawan yang berani mengekspos pelanggaran presiden dan mengungkapkan konspirasi untuk memanipulasi pemilihan umum 2020 yang melibatkan presiden, Giuliani, dan jaksa agung, William P. Barr.

Beberapa anggota DPR dari Partai Demokrat mengatakan bahwa ada kemungkinan anggota parlemen dapat membuat pasal pemakzulan yang dirancang pada akhir Oktober.

Keluhan tersebut menggambarkan diplomasi samar Giuliani, dan usai panggilan Trump dengan Zelensky pada tanggal 25 Juli, sekelompok orang di dalam Gedung Putih menyembunyikan bukti dengan enyimpan transkrip panggilan pada server yang lebih aman karena lebih kepada konten politik percakapan daripada implikasi keamanan nasionalnya.

Dalil tuduhan pemakzulan menyebut Donald Trump menggunakan kekuasaannya untuk meminta campur tangan dari negara asing dalam pemilihan umum AS 2020. Aduan whistleblower disampaikan kepada publik tepat saat Komite Intelijen DPR membuka sidang kongres pertama sejak Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan secara resmi membuka proses pemakzulan Donald Trump pada Selasa kemarin.

Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

8 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

4 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

4 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

5 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya