Prancis Rilis Kapal Selam Nuklir Baru, Bisa Tembak Musuh 1.000 Km

Sabtu, 13 Juli 2019 21:00 WIB

Kapal Angkatan Laut Prancis yang disebut "Suffren", pertama dari kapal selam nuklir kelas Barracuda, meninggalkan bengkel konstruksi di situs Grup Angkatan Laut di Cherbourg, Prancis, 5 Juli 2019. .[REUTERS / Benoit Tessier]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Emmanuel Macron meluncurkan kapal selam nuklir terbaru Prancis pada Jumat kemarin setelah puluhan tahun pengembangan.

Kapal selam nuklir yang disebut Suffren, diklaim Presiden Emmanuel Macron akan mengantarkan era baru bagi angkatan laut Prancis.

Menurut laporan France24, 12 Juli 2019, Suffren adalah yang pertama dari enam kapal selam nuklir kelas Barracuda yang telah dikembangkan sejak 2007, dengan biaya sekitar 9 miliar euro atau setara Rp 142 triliun.

Baca juga: Video Tentara AS Melompat ke Kapal Selam Penyelundup Narkoba

Kapal selam ini akan menggantikan kapal selam kelas Angkatan Laut Prancis yang telah beroperasi sejak awal 1980-an.

Advertising
Advertising

Suffren sepuluh kali lebih tenang daripada kapal selam Rubis, menurut angkatan laut Prancis, membuatnya jauh lebih sulit untuk dideteksi.

Kapal Angkatan Laut Prancis yang disebut "Suffren", pertama dari kapal selam serangan nuklir kelas Barracuda, meninggalkan bengkel konstruksi di situs Grup Angkatan Laut di Cherbourg, Prancis, 5 Juli 2019. REUTERS / Benoit Tessier

Dibangun oleh pembuat kapal Prancis Naval Group untuk angkatan laut Prancis, Suffren adalah kapal selam serangan nuklir kelas Barracuda yang dirancang untuk menggantikan kapal selam kelas Rubis yang telah beroperasi sejak 1980-an.

Kapal siluman miliaran euro yang besar, yang sisi-sisinya dibalut dengan bendera Prancis, membuat kagum kerumunan delegasi internasional beranggotakan 700 orang ketika Macron secara resmi meluncurkan Suffren dengan hanya menarik tuas.

"Dengan Suffren, seorang pemburu dilahirkan hari ini, bukan kapal yang akan bersembunyi di kedalaman lautan," ujar Laksamana Christophe Prazuck, kepala staf angkatan laut Prancis, dikutip dari Defense Post.

"Ini adalah kapal yang telah dirancang untuk bertarung...untuk mengalahkan musuh," katanya.

Baca juga: Pentagon Soroti Kapal Selam Serbu Cina

Misi SSN adalah untuk melindungi kapal strategis seperti kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi dengan rudal balistik (SSBN), tetapi juga untuk melacak kapal musuh dan untuk mengumpulkan intelijen.

"Ini menempatkan kami di divisi teratas," kata kepala eksekutif Naval Group Herve Guillou tentang kapal, yang membutuhkan waktu 10 tahun mengambangkan kapal selam kelas Barracuda.

Barracuda juga memiliki kemampuan lain, termasuk jarak tempuh 1.000 km menggunakan rudal jelajah, dan kapal selam mini untuk pasukan khusus yang ditempatkan di tempat penampungan dek kering yang dipasang di lambung kapal.

Suffren juga bisa meletakkan ranjau di kedalaman laut.

Kapal Angkatan Laut Prancis yang disebut "Suffren", pertama dari kapal selam serangan nuklir kelas Barracuda, meninggalkan bengkel konstruksi di situs Grup Naval di Cherbourg, Prancis, 5 Juli 2019. Pemerintah Prancis telah memesan enam Kapal selam 5.000 ton yang dibuat oleh Naval Group, di mana perusahaan pertahanan Thales memiliki 35 persen saham. REUTERS / Benoit Tessier

"Keamanan rakyat Prancis tergantung pada peralatan dengan standar tertinggi, seperti Suffren," kata Macron saat ia meresmikan kapal sepanjang 99 meter di Cherbourg.

Baca juga: Cina Kembangkan Satelit Laser Pendeteksi Kapal Selam

"Dengan rudal jelajah, memungkinkan serangan laut dalam, dan mampu mengerahkan pasukan khusus saat tenggelam, Suffren mengantarkan era baru bagi pasukan kapal selam kita," tambahnya.

Kapal selam nuklir Suffren sekarang akan menjalani uji coba laut, sebelum secara resmi dikirim ke angkatan laut Prancis untuk ditempatkan pada musim panas 2020.

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

5 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

10 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

15 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

23 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

24 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Amerika Akan Pensiunkan 19 Kapal Perang, Ada yang Baru Dipakai 7 Tahun

24 hari lalu

Amerika Akan Pensiunkan 19 Kapal Perang, Ada yang Baru Dipakai 7 Tahun

Terungkap dari anggara belanja pertahanan, berikut daftar 19 kapal perang Amerika yang akan dipensiunkan tahun depan beserta alasannya.

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

24 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

29 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

30 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

33 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya