SOROTAN: Rudal Patriot dan THAAD Amerika Saingi Rudal S-400 Rusia

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 10 Juli 2019 06:01 WIB

THAAD merupakan sistem pertahanan udara paling canggih yang dikembangkan Amerika Serikat. rudal THAAD tidak menghancurkan rudal balistik hulu ledak, tapi dengan energi kinetik pada fase terminal. U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency. U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Turki mengatakan kemampuan sistem rudal anti-serangan udara S-400 buatan Rusia melebihi kemampuan rudal sejenis buatan Amerika Serikat, yaitu rudal Patriot.

Baca juga: Amerika Minta India Batalkan Pembelian Sistem Anti-Rudal S-400

Turki dan AS merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Keduanya berselisih soal rencana pembelian S-400 oleh militer Turki, yang bakal tiba pada pekan depan.

Advertising
Advertising

AS merasa khawatir pembelian S-400 itu bisa membahayakan fitur siluman dari pesawat F-35 buatan Lockheed Martin, yang merupakan jet tempur generasi kelima atau mutakhir. Turki merupakan salah satu negara yang ikut dalam program pembuatan dan pembelian jet tempur itu.

Sebaliknya, Turki beranggapan sistem radar dari S-400 tidak membahayakan F-35.

Baca juga: Amerika Serikat Peringatkan India Jika Beli S-400 Rusia

AS telah menawarkan Turki untuk membeli sistem rudal Patrio buatan manufaktur Raytheon Co.

“Satu S-400 setara dengan tiga Patriot. Jika kondisinya sama dengan kesepakatan S-400, kami akan beli rudal Patriot. Tapi jika kondisinya tidak sama, maka kami harus memikirkan kepentingan kami,” kata Erdogan dalam wawancara dengan stasiun televisi S-400 seperti dilansir Yeni Safak mengutip Reuters pada Senin, 1 Juli 2019.

Sistem rudal S-400 merupakan andalan Rusia, yang telah dipesan oleh sejumlah negara lain seperti Cina, Qatar, dan India. Sistem rudal ini memiliki empat jenis rudal canggih yang mampu mengejar target seperti jet tempur, drone hingga rudal musuh dengan jangkauan jarak dan ketinggian berbeda.

Baca juga: Kenapa Amerika Serikat Cemas Turki Beli S-400 Rusia?

Saat ini, Rusia mulai memproduksi sistem rudal baru yaitu S-500 Prometheus, yang tidak dijual ke negara lain.

Sedangkan rudal Patriot mulai digunakan oleh pasukan AS pada 2003 saat terjadi konflik Irak. Rudal ini memiliki jangkauan jarak jauh untuk semua cuaca dan mampu mencegat berbagai jenis rudal balistik, rudal jelajah dan jet tempur canggih.

Rudal Patriot digunakan oleh banyak negara lain seperti Jerman, Yunani, Israel, Jepang, Kuwait, Belanda, Arab Saudi, Korea Selatan, Qatar, dan Uni Emirat Arab serta Taiwan.

Baca juga: Pakar Sebut Alasan AS Takut S-400 karena Bisa Jatuhkan F-35

Rudal Patriot memiliki kemampuan menembak sasaran yang bergerak dengan kecepatan 8 kilometer per jam. Sedangkan rudal S-400 bisa menyasar target berkecepatan lebih tinggi yaitu 17 kilometer per jam.

Situs Defenseworld melansir rudal Patriot mampu menyerang 36 target sekaligus dengan radar melacak pergerakan 125 target pada saat yang sama.

Sedangkan S-400 mampu menyerang target dua kali lebih banyak yaitu 72 target dengan sistem radar bisa melacak pergerakan 160 target pada saat yang sama.

Rudal Patriot membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk peluncuran sedangkan rudal S-400 hanya butuh waktu 5 menit.

Baca juga: India Beli Rudal S-400 Canggih Rusia, Amerika Beri Sanksi

Selain itu, AS masih memiliki alternatif lain yaitu sistem rudal THAAD yaitu Terminal High Altitude Area Defense. Sistem ini telah dipasang di wilayah Korea Selatan, yang berbatasan dengan Korea Utara. Ini untuk mengantisipasi serangan rudal Korea Utara, yang sempat beberapa kali meluncurkan rudal balistik di kawasan Semenanjung Korea.

Rudal Patriot Amerika Serikat. Sumber: The National Interest

Rudal THAAD memiliki kemampuan canggih untuk mencegat rudal musuh, yang datang pada ketinggian sekitar 40-50 kilometer. Ini membuat rudal ini tidak cocok untuk mengejar jet tempur musuh, yang terbang pada ketinggian jauh lebih rendah. “Sistem rudal THAAD bukan seperti sistem pertahanan rudal S-400 ataupun Patriot,” begitu dilansir situs Defense World.

Mengutip seorang sumber di kalangan industri pertahan, situs ini melansir negara yang ingin bertahan dari serangan rudal balistik dan jet tempur canggih harus membeli rudal Patriot dan THAAD.

Sedangkan S-400 bisa melakukan dua fungsi ini bersamaan sehingga dianggap lebih efektif dan murah biayanya dari rudal buatan Amerika.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

20 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

5 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya