Cina Dukung Pimpinan Hong Kong Meski Demonstran Desak Mundur

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 18 Juni 2019 09:41 WIB

Ketua Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam. Reuters

TEMPO.CO, Hong Kong – Pemerintah Cina menegaskan dukungannya kepada Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, pasca unjuk rasa besar-besaran yang menolak pembahasan RUU Ekstradisi.

Baca juga: Konglomerat Hong Kong Pindahkan Uang karena RUU Ekstradisi

Pejabat di pemerintah Hong Kong menyebut pemerintah Cina tidak akan membiarkan Lam mengundurkan diri seperti desakan para pengunjuk rasa.

“Pemerintah Cina selalu mendukung penuh kerja dari Kepala Eksekutif Carrie Lam dan pemerintahan Hong Kong,” kata Lu Kang, juru bicara Kemenlu Cina, dalam jumpa pers di Beijing, Cina, pada Senin, 17 Juni 2019, seperti dilansir Reuters.

Advertising
Advertising

Lu Kang mengatakan,”Pemerintah pusat akan terus mendukung penuh kepala eksekutif dan pemerintahan Hong Kong sesuai dengan UU yang berlaku.” Hong Kong memiliki status wilayah administrasi khusus.

Baca juga: 5 Poin Menarik Soal Kontroversi RUU Ekstradisi Hong Kong

Polisi Hong Kong mengatakan telah menangkap 32 orang pengunjuk rasa sejak digelarnya unjuk rasa yang berakhir ricuh pada pada Rabu pekan lalu. Saat itu, pengunjuk rasa mengultimatum pemerintah dan parlemen atau Dewan Legislasi untuk menghentikan pembahasan RUU Ekstradisi.

Polisi menembakkan peluru karet dan semprotan merica kepada pengunjuk rasa yang mencoba menembus barikade polisi di depan gedung parlemen.

Baca juga: Cina Dukung Hong Kong Soal RUU Ekstradisi

Carrie Lam sempat mengatakan akan terus berupaya mengesahkan RUU Ekstradisi ini sebelum akhirnya menyatakan penundaan pembahasan tanpa batas waktu. Awalnya, pemerintah Hong Kong bakal mengesahkan RUU ini pada 20 Juni 2019.

Ratusan ribu pengunjuk rasa melakukan aksi protes menuntut pemimpin kota Hong Kong mengundurkan diri di Gedung Dewan Legislatif, Hong Kong, 16 Juni 2019. REUTERS/Tyrone Siu

RUU Ekstradisi mengatur ketentuan kepala eksekutif dan pengadilan di Hong Kong boleh mengekstradisi tersangka pelaku kriminal ke sejumlah negara yang tidak memiliki kerja sama ekstradisi termasuk ke Cina.

Baca juga: Empat Organisasi Jurnalis Tolak RUU Ekstradisi Hong Kong

Ini menimbulkan protes keras yang berakhir rusuh. Warga Hong Kong merasa khawatir hak kebebasan berpendapat dan demokrasi menjadi tertekan karena setiap pelanggar bisa diekstradisi ke Cina untuk menjalani proses hukum.

Hong Kong kembali ke Cina pada 1997 setelah sempat dikelola Inggris selama 99 tahun pasca Perang Opium. Inggris dan Cina membuat kesepakatan Hong Kong menganut sistem satu negara dengan dua sistem yaitu menjadi bagian Cina tapi menganut sistem demokrasi dan bukannya komunis.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

5 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

21 jam lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

23 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

1 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya