3 Fakta Selat Hormuz, Jalur Utama Pengiriman Minyak Negara Teluk

Jumat, 14 Juni 2019 15:51 WIB

Dua helikopter Angkatan Laut Amerika terbang di atas kapal cepat Garda Revolusi Iran yang mendekati kapal induk USS George H. W. Bush di Selat Hormuz, 21 Maret 2017. REUTERS/Hamad I Mohammed

TEMPO.CO, Jakarta - Selat Hormuz adalah jalur paling penting pengiriman minyak dunia, yang terbentang dari Teluk Arabia dan Teluk Oman.

Selat Hormuz sepanjang 39 kilometer adalah satu-satunya jalur terbuka ke laut untuk pengiriman seperenam produksi minyak dan sepertiga gas alam cair dunia.

Insiden terbaru tentang serangan ke dua kapal tanker menjadi momok bagaimana suplai minyak dunia bisa terganggu, yang akan berdampak energi global.

Baca juga: PBB Peringatkan Insiden Kapal Tanker Berbahaya bagi Dunia

1. Geografi Selat Hormuz

Advertising
Advertising

Menurut laporan Al Jazeera, yang dikutip pada 14 Juni 2019, Selat Hormuz terbentang antara Oman dan Iran, menghubungkan terusan laut dari negara-negara teluk, yakni Irak, Kuwait, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Ini adalah satu-satunya jalur laut yang menghubungkan negara Teluk dengan Laut Arabia dan terus berlayar ke perairan dunia.

Meskipun titik tersempit di selat selebar 33 kilometer, namun jalur pelayaran yang bisa dilewati kapal kargo di kedua arah hanya selebar 3 km.

Selat Hormuz terlihat dari stasiun ruang angkasa. AP/NASA

2. Jalur strategis negara Teluk

Selat Hormuz adalah satu-satunya jalur laut untuk mengirim kargo ke dunia luar. Karenanya, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi membangun lebih banyak pipa minyak untuk mengalihkan masalah jalur laut.

Sekitar seperenam pasokan minyak dunia dikirim lewat Selat Hormuz dengan total 17,2 juta barel per hari.

Jumlah ini termasuk sebagian besar minyak dari anggota OPEC seperti Arab Saudi, Iran, UEA dan Kuwait. Qatar, eksportir gas alam cair terbesar dunia, juga mengirim sebagian besar gas-nya melalui selat.

Baca juga: Dua Kapal Tanker di Teluk Oman Diduga Diserang

3. Kehadiran militer dan sejarah konflik di selat

Amerika Serikat menempatkan Armada ke-5 yang bermarkas di Manama, Bahrain, untuk melindungi jalur pengiriman maritim di Selat Hormuz.

Sejarah mencatat Selat Hormuz pernah dilanda pertempuran. Selama Perang Irak-Iran 1980-an, dua negara saling mengganggu pengiriman minyak melalui selat.

Pada 1988, kapal perang AS USS Vincennes menembak jatuh pesawat sipil Iran yang menewaskan 290 orang. AS mengklaim itu adalah kecelakaan.

Pada 2010, kapal tanker minyak milik Jepang diserang oleh kelompok Al Qaeda.

Kepulan asap hitam membumbung tinggi dari sebuah kapal tanker terbakar di perairan Teluk Oman, 13 Juni 2019. Dua kapal tanker mendapatkan serangan tak teridentifikasi saat melintas di Teluk Oman. ISNA/Handout via REUTERS

Pada awal 2012, Iran mengancam akan mengganggu kapal yang berlayar melalui selat itu sebagai balasan atas sanksi AS dan Eropa yang menargetkan penjualan minyaknya.

Upaya Barat adalah bagian dari program bersama untuk menghentikan Teheran dari mengembangkan senjata nuklir.

Pemerintah Iran telah mengancam akan menyebabkan masalah bagi kapal tanker minyak di Selat Hormuz, sebagai tanggapan atas embargo minyak Iran.

Baca juga: Amerika dan Sekutu Salahkan Iran atas Serangan Dua Kapal Tanker

Pada Juli 2018, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa negaranya mampu mengganggu kapal tanker minyak yang melewati selat, setelah AS berusaha membatasi pendapatan minyak Iran.

Kemudian pada Mei 2019, empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Arab Saudi, diserang di dekat Fujairah tepat di seberang selat.

Pada 13 Juni, serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan minyak global dan pertanyaan baru tentang keamanan pengiriman minyak melalui Selat Hormuz.

Berita terkait

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

2 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

2 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

2 hari lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

2 hari lalu

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

Tercapainya kesepakatan mengakuisisi aset minyak Shell di Singapura semakin memperkuat ketahanan bisnis PT Chandra Asri Pacific Tbk.

Baca Selengkapnya

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

6 hari lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

9 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

10 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

11 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

11 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

13 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya