Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Minggu, 26 Mei 2019 19:00 WIB

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya dan polemik kesepakatan energi.

"Saya mengumumkan hari ini bahwa saya mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Negara Independen Papua Nugini," kata O'Neill, dikutip dari Reuters, 26 Mei 2019.

Baca juga: Pemerintah PNG Didesak Akhiri Kebijakan Non-Intervensi Isu Papua

O'Neill, yang menyerahkan tampuk kekuasaan kepada mantan perdana menteri Sir Julius Chan, mengatakan perubahan kepemimpinan akan memungkinkan negara untuk melanjutkan agenda reformasi yang telah disampaikan.

Ketidakstabilan politik menjadi masalah di Papua Nugini yang kaya sumber daya alam, tetapi dilanda kemiskinan. O'Neill, yang telah menjadi pemimpin sejak 2011, telah menghadapi banyak desakan untuk mundur.

Advertising
Advertising

Selama berminggu-minggu, O'Neill menolak seruan untuk mengundurkan diri, tetapi lawan politiknya mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah mengumpulkan cukup dukungan di parlemen untuk menggulingkan O'Neill atas sejumlah keluhan termasuk kesepakatan gas dengan perusahaan Total asal Prancis, yang dipertanyakan oleh para kritikus.

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill. AP/Ahn Young-joon

Keretakan koalisi yang berkuasa telah berlangsung selama berminggu-minggu dan pada hari Jumat setidaknya sembilan anggota beralih kubu, menurut dua menteri yang ada di antara mereka.

Lawan politik O'Neill perlu menggalang 62 anggota parlemen dari total 111 kursi untuk memilihnya.

Politisi oposisi mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan mendorong penyelidikan di Australia dan Swiss atas pinjaman AUS$ 1,2 miliar (Rp 12 triliun) yang diatur oleh kelompok keuangan UBS jika ada perubahan pemerintah, menurut laporan Australian Financial Review.

Baca juga: Papua Berharap Transportasi Langsung ke PNG Segera Terwujud

Komisi Ombudsman Papua Nugini menyusun laporan kesepakatan tahun 2014, yang memungkinkan negara untuk meminjam dari UBS untuk membeli 10 persen saham di perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Australia, Oil Search. Laporan ini rencananya akan diajukan ke parlemen minggu depan.

Oil Search menggunakan uang itu untuk membeli ladang gas Elk Antelope yang sedang dikembangkan oleh Total Prancis.

Papua Nugini diperkirakan telah rugi US$ 287 juta (Rp 4,1 triliun) karena kesepakatan itu setelah dipaksa untuk menjual saham ketika harga jatuh pada tahun 2017.

Berita terkait

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

5 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

40 hari lalu

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

Berdasar V-Dem Democracy Index 2024, Faisal Basri sebut Jokowi membuat indeks demokrasi mendekati nol, lebih rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste.

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

14 Januari 2024

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar memastikan kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini tidak berdampak ke Indonesia. Perbatasan diklaim kondusif.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

12 Januari 2024

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

Tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan Port Moresby yang sepi sepanjang Jumat setelah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat

Baca Selengkapnya

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

12 Januari 2024

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan pemerintah dan kepolisian Papua Nugini untuk meningkatkan pelindungan dan keamanan bagi WNI

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Rusuh Akibat Gaji PNS Dipotong: 15 Orang Tewas, Penjarahan Meluas

11 Januari 2024

Papua Nugini Rusuh Akibat Gaji PNS Dipotong: 15 Orang Tewas, Penjarahan Meluas

Papua Nugini diguncang kerusuhan setelah gaji PNS dan polisi dipotong. Aksi protes berlangsung rusuh yang mengakibatkan penjarahan.

Baca Selengkapnya

Australia dan PNG Tanda Tangani Perjanjian Keamanan 'Tingkat Keras'

7 Desember 2023

Australia dan PNG Tanda Tangani Perjanjian Keamanan 'Tingkat Keras'

Australia dan Papua Nugini (PNG) menandatangani perjanjian keamanan di mana kedua negara akan berkonsultasi jika ada serangan eksternal.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini akan Rekrut Polisi Australia Jadi Pejabat di Kepolisian

5 Desember 2023

Papua Nugini akan Rekrut Polisi Australia Jadi Pejabat di Kepolisian

Papua Nugini akan merekrut petugas kepolisian Australia untuk posisi-posisi penting dalam kepolisian nasionalnya

Baca Selengkapnya

Daftar Negara Yang Tolak Gencatan Senjata Israel Hamas, Ada Tetangga RI

23 November 2023

Daftar Negara Yang Tolak Gencatan Senjata Israel Hamas, Ada Tetangga RI

Ada 14 negara menolak resolusi gencatan senjata Israel Hamas saat diajukan dalam Sidang Majelis Umum PBB, 27 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya