Kejahatan Kebencian di Selandia Baru Marak sebelum Serangan Teror

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 31 Maret 2019 18:31 WIB

Pelaku serangan teror di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, menggunakan senapan semiotomatis untuk menembaki jamaah dua masjid di Kota Christchurch pada Jumat, 15 Maret 2019. 50 orang tewan dan 48 orang terluka. Heavy

TEMPO.CO, Wellington – Aksi kejahatan yang dipicu kebencian telah lama berlangsung di Selandia Baru sebelum penembakan jamaah dua masjid.
Tren ini cenderung diabaikan oleh otoritas keamanan setempat.

Baca:

Beberapa pekan sebelum aksi penembakan brutal oleh Brenton Harrison Tarrant di Kota Christchurch, seorang lelaki mengancam akan membakar Al Quran di luar sebuah masjid di Selandia Baru.

“Pemerintah Selandia Baru tidak memiliki catatan lengkap mengenai tindak kejahatan yang dipicu kebencian,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 31 Maret 2019.

Advertising
Advertising

Polisi telah memperingatkan seorang pria 38 tahun soal insiden pembakaran kitab suci ini, yang tidak terkait dengan aksi serangan teror di Selandia Baru.

Baca:

Serangan teror terhadap jamaah dua masjid yaitu masjid Al Noor dan Linwood menewaskan 50 orang jamaah lelaki, perempuan dan anak-anak. Pelaku bernama Tarrant, 28 tahun, asal Australia dan telah tinggal di daerah Dunedin, Selandia Baru, selama dua tahun untuk merencanakan serangan itu.

Pemerintah Selandia Baru dinilai gagal bertindak memperbaiki sistem ini meskipun telah mendapat tekanan dari lembaga lokal dan internasional selama lebih dari satu dekade.

“Selama bertahun – tahun, pandangan kami konsisten bahwa ini perlu diprioritaskan dan diimplementasikan segera,” kata Janet Anderson-Bidois, kepala penasehat legal di Human Rights Commission.

Lembaga ini bersifat independen dan ditugaskan melindungi HAM. “Sangat penting bagi kami untuk punya data soal ini.”

Baca:

Seorang pendukung kelompok supremasi kulit putih, Tarrant, dikenai dakwaan melakukan pembunuhan massal menggunakan senjata api dengan ancaman hukuman seumur hidup. Tarrat telah menjalani persidangan pertama pada 16 Maret 2019 dan bakal muncul lagi di persidangan pada 5 April 2019.

PM Jacinda Ardern, seperti dilansir Stuff, telah memerintahkan pembentukan Komisi Kerajaan atau Royal Commission untuk mencari tahu penyebab otoritas intelijen gagal mencegah serangan teror oleh Tarrant.

Pengurus Federasi Asosiasi Muslim di Selandia Baru, Anwar Ghani, mengatakan ada tren perilaku anti-Muslim muncul di tengah masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

“Saat ada peristiwa panas ditingkat global dan ada Muslim terlibat, kami melihat ada denyut kejahatan berdasarkan kebencian dilakukan orang tertentu di masyarakat.

Baca:

Komisioner Relasi Ras di Selandia Baru, Joris De Bres, mengatakan ada peningkatan ancaman terhadap Muslim antara 2002 – 2013 pasca serangan 11 September di AS.

“Saya mencatatnya setiap tahun. Saya menulis soal ini kepada sejumlah lembaga pemerintah. Namun, tanggapannya adalah itu tidak perlu dan bukan prioritas,” kata De Bres.

De Bres mengangkat isu ini di Komite PBB bidang Penghapusan Diskriminasi Rasial. Pada 2007, kajian dari Komite ini menyatakan Selandia Baru tidak punya catatan lengkap dan itu memprihatinkan. Komite meminta pemerintah Selandia Baru mengumpulkan data mengenai kejahatan bernuansa rasial.

Berita terkait

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

10 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

22 hari lalu

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

35 hari lalu

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

Pemerintah Selandia Baru mengakui kedaulatan Indonesia di Papua. Mereka meminta KKB pimpinan Egianus Kogoya segera melepaskan Philip.

Baca Selengkapnya

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

38 hari lalu

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

Beberapa negara dikenal relatif aman dan mudah dijelajahi bagi perempuan yang mencari petualangan dengan solo traveling

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

40 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

42 hari lalu

Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

Perbedaan letak geografis masing-masing negara mempengaruhi durasi puasa.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

46 hari lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas hasil pemilu.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Selandia Baru Jajaki Kerja Sama Produk Halal

46 hari lalu

Indonesia dan Selandia Baru Jajaki Kerja Sama Produk Halal

Indonesia dan Selandia Baru menjajaki kerja sama produk halal, sebagai salah satu cara untuk mencapai target perdagangan bilateral.

Baca Selengkapnya

Peringatan 5 Tahun Penembakan Christchurch, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Kunjungi Masjid Istiqlal

46 hari lalu

Peringatan 5 Tahun Penembakan Christchurch, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Kunjungi Masjid Istiqlal

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters singgah ke Masjid Istiqlal di Jakarta untuk memperingati lima tahun tragedi Christchurch.

Baca Selengkapnya

LATAM Airlines Alami Turbulensi Hebat di Udara, Apa Penyebab Pesawat Alami Guncangan Hebat di Udara?

47 hari lalu

LATAM Airlines Alami Turbulensi Hebat di Udara, Apa Penyebab Pesawat Alami Guncangan Hebat di Udara?

LATAM Airlines mengalami turbulensi hebat sebelum mendarat di Aucland, Selandia Baru. Apa penyebab pesawat bisa alami guncangan hebat di udara?

Baca Selengkapnya