Amerika Mengincar Perusahaan yang Berbisnis dengan Venezuela?
Sabtu, 30 Maret 2019 17:01 WIB
TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mempertimbangkan untuk mengenakan sanksi kepada perusahaan yang berbisnis dengan pemerintah Venezuela.
Baca:
Ini dilakukan untuk memotong pendapatan pemerintahan Venezuela pimpinan Presiden Nicolas Maduro.
“Kami bergerak tepat ke arah ini,” kata John Bolton, penasehat keamanan nasional Gedung Putih, seperti dilansir Reuters pada Jumat, 29 Maret 2019.
Bolton melanjutkan,”Kita bahkan akan melihat ke serangkaian langkah tambahan yang bisa diambil.”
Saat ini, AS dan sejumlah negara Barat serta mayoritas negara di Amerika Latin mendukung tokoh oposisi Juan Guaido.
Baca:
Rusia Buka Pusat Pelatihan Penerbangan Helikopter di Venezuela
Guaido telah mendeklarasikan diri sebagai pengganti Maduro dengan posisi Presiden interim. Guaido menuding Maduro curang pada pemilu 2018 sehingga bisa memperpanjang masa jabatan kedua selama enam tahun hingga 2025.
Namun, Maduro masih mendapat dukungan dari Rusia, Cina, dan Kuba. Maduro menyebut Guaido sebagai boneka AS.
Selama ini, 90 persen pendapatan Venezuela berasal dari ekspor minyak. Dan AS merupakan pembeli minyak terbesar dari Venezuela. Namun, AS mengenakan sanksi penjualan minyak bumi kepada perusahaan minyak Venezuela yaitu PDVSA pada Januari 2019. Ini membuat perusahaan AS berhenti membeli minyak dari Venezuela.
Baca:
Menurut utusan AS untuk Venezuela, Elliott Abrahms, pemerintah AS telah menghubungi sejumlah perusahaan penjualan minyak dan pemerintah agar mengurangi secara drastis bisnis pembelian minyak dengan pemerintahan Maduro.
Saat ini, Bolton mengaku tidak khawatir bahwa upaya menjatuhkan Maduro mulai kehilangan momentum.
“Saya bisa beri tahu Anda ada banyak hal di bawah permukaan yang terjadi saat ini. Kelompok oposisi terus menerus melakukan kontak dengan sejumlah besar pejabat militer dan sipil Venezuela,” kata dia. “Ini merupakan perjuangan melawan pemerintahan otoriterian dan ini butuh waktu.”
Bolton juga merasa tidak khawatir soal penerapan doktrin Monroe di Venezuela. Sebagian kalangan melihat doktrin itu sebagai justifikasi intervensi AS di kawasan Amerika Latin. “Kami tidak takut menggunakan istilah ‘Doktrin Monroe’ di pemerintahan ini,” kata Bolton.
Baca:
Pada akhir pekan lalu, seperti dilansir CNN, Rusia mengirim pasukan darat ke Caracas sebanyak sekitar seratus orang. Mereka mendapat suplai 35 ton peralatan. Rusia mengatakan ini bagian dari kerja sama pertahanan kedua negara dan sesuai dengan konstitusi Venezuela.
Amerika justru menilai itu sebagai langkah ceroboh Rusia dan bisa meningkatkan eskalasi. Presiden Donald Trump meminta Rusia segera keluar dari Venezuela.