CEO Rappler Kembali Terjerat Kasus Hukum, Soal Apa?

Jumat, 29 Maret 2019 16:05 WIB

Maria Ressa, CEO platform berita online Rappler, menandatangani lembar berita acara penangkapan di Biro Investigasi Nasional di Manila, Filipina, 13 Februari 2019. [REUTERS / Eloisa Lopez]

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri dan pemimpin redaksi Rappler Maria Ressa bebas dengan uang jaminan setelah ditangkap pada Jumat pagi, begitu tiba di Filipina.

Menurut laporan Rappler, 29 Maret 2019, kepolisian Pasig melayangkan perintah penangkapan saat Ressa baru saja tiba di terminal 1 Bandara Ninoy Aquino (NAIA) Manila.

Baca: Komisi Tinggi HAM PBB Soroti Penangkapan CEO Rappler

Surat penangkapan Ressa dari Pengadilan Regional Pasig (RTC) Cabang 265 dikeluarkan pada hari Kamis, 28 Maret.

Beberapa jam setelah penahanan, Maria Ressa dibebaskan setelah membayar jaminan 90.000 Peso Filipina, atau sekitar 24,3 juta.

Advertising
Advertising

Ressa mengatakan Rappler dan karyawannya kini menghadapi 11 kasus. Sementara ini adalah ketujuh kalinya CEO Rappler Maria Ressa membayar jaminan.

Baca: Maria Ressa: Rappler Tidak akan Diintimidasi

Menurut laporan Rappler, Maria Ressa dan direksi Rappler lainnya kembali dijerat kasus hukum. Kali ini atas dugaan pelanggaran Kode Peraturan Efek dan Undang-Undang Anti-Dummy.

Tuduhan tersebut terkait dengan perintah penutupan oleh Bursa dan Efek Filipina (SEC) terhadap Rappler pada Januari 2018, yang oleh Pengadilan Banding telah disampaikan kepada SEC untuk ditinjau.

CEO dan Pemimpin Redaksi Rappler Maria Ressa dikawal oleh polisi setelah mengirim uang jaminan di Pengadilan Regional Pasig di Pasig City, Filipina, 29 Maret 2019.[REUTERS]

Kantor Kejaksaan Pasig mengajukan tuntutan di hadapan Pengadilan Persidangan Regional Pasig pada hari Selasa, 26 Maret.

Yang dituntut adalah Ressa, redaktur pelaksana Glenda M. Gloria, dan 5 anggota dewan direksi Rappler 2016 lainnya, yaitu Manuel Ayala, James Bitanga, Nico Jose Nolledo, James Velasquez, dan Felicia Atienza. sementara tuntutan terhadap mantan sekretaris perusahaan Rappler Jose Maria Hofilena dibatalkan.

Baca: 4 Fakta Penangkapan Jurnalis Rappler Maria Ressa

Gloria dan 5 anggota dewan memayar jaminan Rabu sore sebelum dikeluarkannya surat perintah penangkapan. Saat keluar surat penangkapan, Ressa saat itu sedang ke luar negeri.

Gloria dan anggota dewan lainnya masing-masing membayar jaminan 90.000 Peso (Rp 24,3 juta) Filipina untuk pelanggaran Hukum Anti-Dummy.

Dikutip dari ABS-CBN, Rappler dan para eksekutifnya dituduh melanggar pasal konstitusional agar media massa dimiliki 100 persen orang Filipina.

Baca: CEO Rappler Maria Ressa Ditangkap, Akibat Mengkritik Duterte?

Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) pada Januari 2018 mencabut pendaftaran Rappler karena mengizinkan Omidyar Network milik asing untuk memegang tanda terima Depositori Filipina (PDR).

Pemerintah Filipina, di bawah undang-undang anti-dummy, melarang orang asing ikut campur tangan dalam manajemen, operasi, administrasi, atau kendali atas aktivitas apa pun yang dinasionalisasi.

Rappler berulang kali menyatakan bahwa perusahaannya sepenuhnya milik Filipina.

Awal bulan ini, Pengadilan Banding Filipina menolak permintaan Rappler untuk membatalkan perintah SEC, yang mencabut klausul bisnisnya dari penggabungan karena dugaan pelanggaran pembatasan kepemilikan.

Berita terkait

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

1 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

4 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

6 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

13 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

24 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

27 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

27 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya