Amerika Mulai Pengembangan Komponen Rudal Menengah

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 13 Maret 2019 14:33 WIB

Komando Pasifik Amerika Serikat mengakui adanya uji coba SM-3 Blok IIA yang dilakukan oleh Missile Defence Agency dan Angkatan Laut di fasilitas Pacific Missile Range, Kauai, Hawaii. Pentagon tidak merilis penyebab kegagalan SM-3 mencegat rudal target yang diluncurkan dari pesawat itu. raytheon.com

TEMPO.CO, Washington – Pentagon memulai persiapan untuk mengembangkan sejumlah rudal baru menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menghentikan keterlibatan dalam Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah atau Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty.

Baca:

Pemerintahan Trump berencana untuk keluar sepenuhnya dari perjanjian kontrol senjata yang dibuat pada 1987 dengan alasan pelanggaran oleh Rusia.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Presiden AS, Ronald Reagan, dan Presiden Uni Sovyet, Mikhail Gorbachev. Perjanjian itu, seperti dilansir Channel News Asia, melarang pembuatan rudal darat dengan jarak 500 – 5.500 kilometer.

Advertising
Advertising

“Kami akan memulai aktivitas pembuatan komponen untuk mendukung pengetesan untuk pengembangan rudal konvensional berbasis darat,” kata juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Michelle Baldanza seperti dilansir CNN pada Selasa, 12 Maret 2019.

Baca:

Baldanza mengatakan aktivitas ini tidak konsisten dengan kewajiban yang diatur dalam perjanjian kontrol senjata tadi saat pemerintah AS belum menyatakan menghentikan semua pemenuhan kewajiban yang diatur dalam perjanjian itu.

Menurut dia, jenis rudal yang bakal dikembangkan berhulu ledak non-nuklir. “Aktivitas riset dan pengembangan ini didesain untuk bisa dibalik (reversible) seandainya Rusia kembali kepada kepatuhan penuh yang bisa diverifikasi sebelum kami menarik diri dari perjanjian itu pada Agustus 2019,” kata Baldanza.

Pentagon sudah mulai melakukan riset untuk jenis rudal baru pada 2017 sebagai respon atas aktivitas Rusia.

Baca:

Menanggapi langkah ini, Kremlin telah mengeluarkan pernyataan pada awal Maret 2019 bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menandatangani keputusan menunda implementasi dari INF Treaty.

Kremlin menyatakan langkah ini diambil menyusul terjadinya pelanggaran AS terhadap kewajibannya seperti yang diatur perjanjian kontrol senjata itu.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan). AP via The Sun

Putin juga menyebut akan mengembangkan sejumlah rudal jarak menengah baru untuk merespon proyek serupa dari AS. Dia mengancam akan mengerahkan rudal-rudal itu untuk menyasar ibu kota negara Barat.

Baca:

AS menuding Rusia melanggar perjanjian lewat pengembangan dan pengerahan rudal jelajah SSC-8/9M729 berbasis darat. Tuduhan ini didukung sekutu NATO tapi dibantah oleh Rusia.

“Rusia memperbarui kekuatan nuklirnya termasuk rudal yang mengancam wilayah Eropa dengan memiliki dua kemampuan, yaitu Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) dengan pembuatan rudal jelajah berbasis darat SSC-8/9M729,” kata Scaparrotti, Komandan Komando Eropa AS dalam penjelasan kepada Kongres akhir bulan ini.

Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

9 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

9 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

2 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya