Militer Myanmar Sebut Bakal Tolak Amandemen Konstitusi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 24 Februari 2019 16:03 WIB

Mayor Jenderal Tun Tun Nyi dari angkatan bersenjata Myanmar. Reuters

TEMPO.CO, Yangon – Pejabat militer Myanmar mengatakan akan mencoba menggagalkan upaya dari partai pimpinan Aung San Suu Kyi untuk mengubah isi dari konstitusi kontroversial negara itu.

Baca:

Pernyataan ini membuat militer dan pemerintahan sipil bakal berbenturan terkait isu politis ini.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi atau NLD pimpinan Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu 2015. Ini mengakhiri dominasi militer yang telah menguasai Myanmar selama beberapa dekade. Ini juga menempatkan Augn San Suu Kyi sebagai pemimpin sipil tertinggi di pemerintahan.

Advertising
Advertising

Namun, karena ada aturan konstitusi yang dibuat oleh militer pada 2008, NLD terpaksa melakukan pembagian kekuasaan yang tidak memuaskan.

Ini karena konstitusi Myanmar memiliki ketentuan bahwa angkatan bersenjata mengontrol kementerian bidang Keamanan. Militer atau Tatmadaw juga mendapatkan seperempat dari kursi di parlemen tanpa perlu mengikuti pemilihan umum. Ini membuat militer memiliki kekuasaan veto terkait perubahan konstitusi.

“Kami ingin mengulangi lagi bahwa kami tidak berkeberatan dengan reformasi konstitusi. Tapi kami berkeberatan terhadap tindakan mereka (membentuk komite) yang melanggar aturan konstitusi dan udang-undang mengenai parlemen,” kata Mayor Jenderal Tun Tun Nyi seperti dilansir media Irrawaddy pada Sabtu, 23 Februari 2019.

Tun Tun Nyi mengulangi sikap militer yang berkeberatan dengan pembentukan komite lintas partai di parlemen untuk mengamandemen konsitusi negara.

Baca:

Pada awal Februari 2019, parlemen yang didominasi NLD membentuk komite lintas partai untuk reformasi konstitusi. Seperti dilansir Straits Times, NLD mendapat jatah 18 kursi dari total 45 kursi. Militer mendapat jatah delapan kursi. Dan sisanya dibagikan kepada beberapa partai politik.

Saat proses pembentukan komite dilakukan, anggota parlemen dari fraksi militer berdiri dan memprotesnya.

Aung San Suu Kyi membuka KTT Investasi Myanmar 2019 di Nay Pyi Taw, ibukota Myanmar. [MYANMAR TIMES]

Mayor Jenderal Tun Tun Nyi mengatakan 45 orang tidak cukup untuk mengkaji ulang konstitusi dan prosesnya tidak akan adil, seperti dilansir Channel News Asia.

Baca:

Dia mengatakan konstitusi merupakan milik semua warga negara sehingga membutuhkan waktu untuk membuat rancangannya. Proses amandemen membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara luas.

Sedangkan Jenderal Than Soe, perwakilan militer di parlemen, mengatakan upaya komite untuk melakukan amandemen konstitusi merupakan pelanggaran konstitusi. “Mengizinkan komite untuk membuat rancangan amandemen konstitusi merupakan pelanggaran konstitusi,” kata dia.

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

21 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

26 hari lalu

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

28 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

38 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

44 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya