Berpidato, Trump Sebut Perang Bodoh, Lanjut Bangun Tembok

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 6 Februari 2019 14:33 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berpidato State of the Union di hadapan sesi gabungan Kongres pada Selasa, 5 Februari 2019. USA Today

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bertekad untuk melanjutkan pembangunan tembok dalam pidato State of the Union di hadapan anggota DPR dan Senat. Pembangunan tembok ini menjadi sumber konflik politik dengan Partai Demokrat.

Baca:

Trump juga menuding Partai Demokrat mendukung investigasi bersifat partisan yang konyol dan bisa merusak kesejahteraan AS.

Advertising
Advertising

Trump berpidato selama 82 menit mengenai prioritas kebijakan politik tanpa menyajikan kebijakan detil yang akan dilakukan.

“Di masa lalu, mayoritas orang di ruangan ini voting untuk pembangunan tembok tapi tembok itu tidak juga dibangun. Saya akan membangunnya,” kata Trump di hadapan sidang gabungan anggota DPR dan Senat AS dari Partai Demokrat dan Partai Republik seperti dilansir Reuters pada Selasa, 5 Februari 2019.

Baca:

Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nancy Pelosi, yang kerap berseberangan dengan Trump soal sejumlah isu termasuk pembangunan tembok, terlihat duduk di jajaran kursi di belakang Trump memperhatikan dengan serius.

Selama ini, Partai Demokrat menolak menyetujui anggaran pembangunan tembok sebesar US$5.7 miliar atau sekitar Rp80 triliun, yang diminta Trump untuk tahun anggaran 2019. Demokrat menyebut pembangunan tembok sebagai membuang uang dan tidak efektif.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berpidato State of the Union di hadapan sesi gabungan Kongres pada Selasa, 5 Februari 2019. Reuters

Saat Trump sedang berpidato, anggota DPR dari Demokrat, Pramila Jayapal, mencuit di akun Twitternya mengatakan,”Perbatasan jadi lebih aman dari sebelumnya. Cukup.”

Baca:

Trump juga menuding Partai Demokrat berusaha menginvestigasi pemerintahannya termasuk mengenai keterlibatan AS dalam sejumlah perang bisa membahayakan perekonomian AS.

“Keajaiban ekonomi sedang terjadi di AS dan satu hal yang dapat menghentikannya adalah perang bodoh, politik, atau investigasi partisan yang konyol,” kata Trump.

Pernyataan Trump ini terjadi saat Demokrat baru saja memenangkan pemilu sela pada Desember 2018 sehingga menguasai mayoritas kursi di DPR. Sedangkan Senat dikuasai Republik.

Demokrat mendukung investigasi oleh penasehat khusus, Robert S. Mueller, yang pernah menjabat sebagai direktur FBI. Mueller menginvestigasi kemungkinan adanya campur tangan Rusia pada pilpres AS 2016, yang dimenangkan Trump. Rusia membantah tudingan mengintervensi pilpres AS. Trump mendukung pernyataan Rusia ini.

Baca:

Anggota DPR Demokrat, Val Demings, menyebut pernyataan Trump soal investigasi itu sebagai hal memalukan. Menurut dia, investigasi itu akan terus berlanjut. “Kami tidak akan berhenti,” kata dia.

Ibu negara Melania Trump bertepuk tangan dengan penyintas kanker Grace Eline ketika dia disebutkan oleh Presiden AS Donald Trump dalam pidato kenegaraannya sesi kedua di acara State of the Union di US Capitol di Washington, AS, 5 Februari 2019. Gadis cilik periang, Grace Eline, tidak mau menerima hadiah-hadiah ulang tahunnya. Ia selalu meminta hadiah berupa donasi ke lembaga-lembaga amal. REUTERS/Jonathan Ernst

Trump juga menyebut sejumlah pencapaian pemerintahannya seperti angka pengangguran menjadi terendah dalam lima dekade terakhir, dan pekerjaan manufaktur naik. Namun, Reuters melansir, pidato Trump minim inisiatif baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yang terlihat mulai kehilangan momentum pertumbuhan pada 2019.

Ini membuat pasar keuangan terlihat landai selama Trump berpidato. “Pidatonya tidak spesifik,” kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York.

CNN melansir Trump membuat pernyataan unik yang bakal menjadi kutipan banyak kalangan. “Jika ingin ada perdamaian dan legislasi, tidak bisa ada perang dan investigasi. Itu tidak bakal berhasil,” kata Trump. CNN menyebut Trump seakan ingin mengatakan jika negara ingin sejahtera maka tidak boleh ada investigasi terhadap Presiden.

USA Today melansir Trump menyebut jumlah perempuan di Kongres saat ini terbanyak dalam sejarah. Ucapan Trump ini mendapat tepuk tangan berdiri dari para anggota Kongres perempuan, yang bersepakat mengenakan pakaian berwarna putih. Jumlahnya mencapai 102 orang atau 23.4 persen. Mereka berasal dari 46 negara bagian dari total 50 negara bagian di AS.

Berita terkait

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

2 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

7 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

11 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

12 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

16 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

16 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

18 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

22 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

23 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pidato Paskah

26 hari lalu

Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pidato Paskah

Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza, kali ini lewat pidato Minggu Paskah di Vatikan.

Baca Selengkapnya