TEMPO.CO, Washington—Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump berjanji akan menyatukan kembali rakyat yang terbelah menyusul pemilu presiden paling kontroversial dalam sejarah. “Kita akan menyatukan bangsa ini,” kata Trump kepada ribuan pendukungnya setelah konser yang digelar di Lincoln Memorial, seperti dikutip Global Post pada Jumat 20 Januari 2017.
"Kita akan melakukan hal yang belum pernah terjadi selama beberapa dekade terakhir,” ia menambahkan. “Semua akan berubah. Saya berjanji.”
Perpecahan di antara rakyat AS terjadi karena gaya Trump yang sangat kontroversial. Meski terang-terangan seksis, rasis dan diduga melakukan kejahatan seksual, masih banyak pemilih yang memberikan suara sehingga Trump dapat mengalahkan rivalnya dari Demokrat, Hillary Clinton.
Kemarahan kelompok anti-Trump semakin membesar menyusul laporan dugaan Rusia terlibat untuk memenangkan Trump dalam pemilu lalu. Lebih dari 50 anggota Kongres asal Demokrat mengumumkan memboikot pelantikan Trump di Gedung Capitol Hill.
Baca: Donald Trump Segera Masuk Gedung Putih
Pengambilan sumpah Trump sebagai presiden Amerika Serikat ke-45 akan dilakukan di Gedung Capitol oleh Ketua Mahkamah Agung Hakim John Roberts pada Jumat tengah hari waktu setempat atau Jumat tengah malam waktu Indonesia.
Namun janji Trump nampaknya sulit dipenuhi karena untuk pertama kalinya sejak 1989, tidak ada satu pun warga Hispanik yang masuk dalam kabinetnya. Pada hari ini ia juga dijadwalkan meneken empat dekrit kontroversial.
Di antara janji semasa kampanyenya, ia menyebut pada hari pertama akan meneken keputusan untuk mempercepat deportasi para kriminal imigran, membangun tembok pemisah antara AS-Meksiko, dan membatalkan dana jutaan dollar untuk program pemanasan global Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Komitmennya tidak hanya pada hari pertama, tapi hari-hari selanjutnya untuk menjalankan agenda perubahan,” ujar juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer.
Salah satu rencana besar Trump yang mendapat tentangan, termasuk dari para pendukungnya adalah pembatalan program asuransi kesehatan nasional yang kerap disebut Obamacare.
GLOBAL POST | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI