Jeman Sebut Tidak Punya Legitimasi, Maduro Tolak Pemilu Ulang

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 31 Januari 2019 09:35 WIB

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menggelar acara lari bersama tentara loyalis pada 27 Januari 2019. Reuters

TEMPO.CO, Berlin – Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, tidak memiliki legitmasi demokrasi sebagai pemimpin.

Baca:

Maduro Tuding Trump Perintahkan Pembunuhan Dirinya

Maas mendesak Maduro segera menggelar pemilu yang terbuka dan adil secepatnya.

Advertising
Advertising

“Agar jelas, Nicolas Maduro tidak memiliki legitimasi demokrasi. Dia bukan seorang Presiden Venezuela yang terpilih secara demokratis,” kata Maas dalam penjelasan kepada parlemen Jerman menyusul pernyataan pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, yang menobatkan dirinya sebagai Presiden interim pada pekan lalu seperti dilansir Reuters pada Rabu, 30 Januari 2019.

Baca:

Maas mengatakan rakyat Venezuela berjuang untuk hidup setiap hari karena kondisi ekonomi yang buruk.

“Nicolas Maduro menginjak demokrasi, HAM, dan penegakan hukum,” kata Maas di Bundestag, yang merupakan gedung parlemen Jerman.

Maas menjelaskan keprihatinan pemerintahan Jerman mengenai kondisi di Venezuela yaitu runtuhnya sistem jaminan kesehatan, hiperinflasi, kelangkaan pangan, pembunuhan serta penangkapan para pengunjuk rasa, dan sekitar 3 juta warga melarikan diri ke negara tetangga karena kesulitan ekonomi.

Baca:

Krisis politik di Venezuela semakin dalam dengan pencekalan Juan Guaido dan pembekuan rekening banknya oleh Jaksa Agung Venezuela.

Pada saat sama Maduro menggungah video di akun Facebook menuding Amerika Serikat sebagai kekaisaran yang mencoba menguasai cadangan minyak negara itu. Venezuela, seperti dilansir Reuters, memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Dan AS merupakan pembeli terbesar minyak Venezuela selama ini di atas Cina dan India.

Juan Guaido.[REUTERS/Carlos Garcia Rawlins]

Sedangkan Presiden AS, Donald Trump mengeluarkan pernyataan kepada rakyatnya agar tidak berpergian ke Venezuela. Dia juga menyatakan dukungan kepada perjuangan rakyat Venezuela untuk meraih kembali demokrasi dan kebebasan.

Baca:

Soal pernyataan Menlu Maas ini, anggota parlemen Jerman dari Partai Sosial Demokrat Niels Annen, menyatakan dukungannya.

“Pengalaman kami melakukan pembicaraan dengan Presiden Maduro seluruhnya negatif,” kata Annen kepada media DW. “Uni Eropa mencoba melakukan dialog selama bertahun-tahun.”

Juru bicara Partai Demokrasi Merdeka, Alexander Graf Lambsdorff, mengatakan Guaido memiliki legitimasi lebih baik dibandingkan Maduro. “Jadi tekanan agar Maduro terus bergerak merupakan strategi yang tepat,” kata dia.

Baca:

Wakil dari Partai Hijau, Jurgen Trittin, juga mendukung sikap pemerintah Jerman soal perlunya pemilu yang demokratis. Namun, Trittin meminta pemerintah Jerman tidak mendukung kekuatan negara luar yang mencoba membangun hubungan kolonial dengan Venezuela. Ini seperti AS pada satu sisi dan Cina serta Rusia di sisi lain.

Namun, sikap pemerintah Jerman ini mendapat kritik dari Partai Kiri yang berhaluan sosialis seperti Maduro di Venezuela. “Ultimatum satu sisi dan ilegal dari beberapa negara Uni Eropa termasuk Jerman telah berkontribusi membuat masalah bertambah buruk,” kata dia.

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

5 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

11 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

11 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

13 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

14 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

18 hari lalu

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

Korban Holocaust mengaku trauma atas serangan Hamas ke Israel pada Oktober lalu, Jerman memberikan kompensasi ke mereka.

Baca Selengkapnya

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

21 hari lalu

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

Nikaragua meminta ICJ untuk memerintahkan Jerman menghentikan ekspor senjata militer ke Israel dan melanjutkan pendanaannya untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

21 hari lalu

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa penarikan pasukan dari Khan Younis adalah bagian dari persiapan melancarkan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya