Mereka yang Bertempur di Perang Yaman

Jumat, 7 Desember 2018 16:30 WIB

Pemberontak Syiah Houthi mengangkat senjata mereka selama unjuk rasa menentang serangan udara di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2015. [REUTERS / Khaled Abdullah]

Pada akhir 1990-an, keluarga Houthi di utara Yaman membentuk gerakan kebangkitan agama yang melibatkan sekte Islam Zaydi Syiah, yang pernah memerintah Yaman tetapi wilayah utaranya terpinggirkan.

Ketika gesekan dengan pemerintah tumbuh, mereka bertempur dalam serangkaian perang gerilya dengan tentara nasional dan konflik perbatasan singkat dengan Arab Saudi. Mereka membangun hubungan dengan Iran, tetapi tidak jelas seberapa dalam hubungan berlangsung.

Ratusan pendukung gerakan Houthi dan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh berkumpul saat memperingatai dua tahun intervensi militer koalisi Saudi di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2017. Perang telah menewaskan sedikitnya 4.773 warga sipil dan melukai lebih dari 8.000. REUTERS/Khaled Abdullah

Sejak merebut ibu kota, Sanaa, pada 2014, Houthi telah mengandalkan bagian dari birokrasi yang ada untuk memerintah. Strategi jangka panjang mereka tidak jelas.

PASUKAN PENDUKUNG PRESIDEN SALEH

Ali Abdullah Saleh mengambil alih kekuasaan di Yaman utara pada 1978 dan setelah bersatu dengan selatan pada 1990, ia tetap menjabat presiden. Dia bergabung dengan tokoh penting suku untuk mendominasi negara, menempatkan klannya di posisi kunci di militer dan ekonomi, yang kemudian mendorong tuduhan korupsi dan kronisme.

Baca: Houthi: Presiden Ali Kami Bunuh karena Khianati Yaman

Ketika mantan sekutu mulai mengabaikannya selama peristiwa Arab Spring, memaksanya turun dari jabatan. Kemudian Saleh bergabung dengan mantan musuhnya, Houthi, dan membantu mereka merebut Sanaa.

Foto yang diambil dari video (kiri) itu menunjukkan jasad yang menyerupai mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang dibalut selimut, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017. Saleh dilaporkan tewas dalam pertempuran dengan mantan sekutunya, pemberontak Houthi. REUTERS

Terlepas dari perbedaan mereka, mereka memerintah Yaman hingga tahun lalu. Kemudian Saleh melihat kesempatan untuk mendapatkan kembali kekuasaan dengan melawan Houthi tetapi terbunuh saat mencoba melarikan diri.

Ketika Saleh berganti sisi, begitu pula beberapa komandan dan pasukan yang setia kepadanya. Mereka sekarang berperang melawan bekas sekutu Houthi di bawah pimpinan keponakan presiden, Tarek, seorang jenderal angkatan darat yang memiliki hubungan dengan Uni Emirat Arab.

PASUKAN PEMERINTAH PRESIDEN HADI

Seorang jenderal di Yaman selatan sebelum unifikasi, Abdurabuh Mansour Hadi mendukung Saleh selama perang sipil 1994. Setelah mengalahkan separatis, Saleh menunjuk Hadi sebagai wakil presiden.

Baca: Kenapa Yaman Dilanda Perang?

Ketika Saleh dijatuhkan, Hadi terpilih untuk masa jabatan dua tahun pada 2012 untuk mengawasi transisi menuju demokrasi dengan konstitusi baru dan pemilihan baru yang dijadwalkan pada 2014.

Putra Mahkota, Mohammed Bin Salman bertemu dengan Presiden Yaman Abdrabbo Mansour Hadi. dailymail.co.uk

Hadi telah berselisih dengan sekutu penting Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, karena aliansinya dengan partai Islah yang Islami. Hal ini dilihat sebagai cabang Ikhwanul Muslimin, yang telah dicap oleh Riyadh dan Abu Dhabi sebagai organisasi teroris.

Pasukan Hadi berupaya untuk menguasai pelabuhan selatan Aden, tempat sementara pemerintah, di mana pengaruh separatis selatan yang didukung UEA telah tumbuh.

SEPARATIST SELATAN

Berita terkait

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

5 hari lalu

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

Israel telah menghabiskan dana sebesar 60 miliar shekel atau sekitar Rp258 triliun setelah tujuh bulan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

5 hari lalu

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

TPNPB menyatakan sudah meminta masyarakat untuk meninggalkan delapan daerah yang mereka klaim sebagai wilayah perang di Papua.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

11 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

20 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

22 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

29 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

30 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

33 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

34 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

46 hari lalu

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

IPC menemukan hampir lima juta warga Sudan mengalami kelaparan karena dampak perang dan anjloknya produksi sereal

Baca Selengkapnya