Mereka yang Bertempur di Perang Yaman

Jumat, 7 Desember 2018 16:30 WIB

Pemberontak Syiah Houthi mengangkat senjata mereka selama unjuk rasa menentang serangan udara di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2015. [REUTERS / Khaled Abdullah]

Setelah kemerdekaan dari Inggris, Yaman Selatan menjadi satu-satunya negara Komunis di Timur Tengah, tetapi mengalami pertikaian terus-menerus. Diperkuat runtuhnya Uni Soviet, ia bersatu dengan Pro Saleh di Yaman Selatan pada tahun 1990.

Ketika semakin jelas sebagian besar kekuatan berada di tangan kelompok utara, pemimpin selatan yang lama mencoba melepaskan diri pada 1994, tetapi dengan cepat dipadamkan oleh tentara Saleh, yang merebut kota Aden. Banyak orang selatan telah mengeluh meningkatnya marjinalisasi ekonomi dan politik.

Dipimpin oleh jenderal yang berbasis di Abu Dhabi, Aidaro al-Zubaidi, separatis merebut pelabuhan selatan Mukalla dari Al Qaeda dan Aden dari Houthi pada 2015. Mereka memiliki lebih dari 50.000 pejuang, bersenjata dan dilatih oleh UEA.

AL QAEDA DI SEMENANJUNG ARAB

Dibentuk oleh anggota kelompok jihadis global yang telah melarikan diri dari penjara di Yaman dan rekan-rekan mereka yang melarikan diri dari Arab Saudi, Al Qaeda di Semenanjung Arab menjadi salah satu cabangnya yang paling kuat.

Al Qaeda mengambil keuntungan dari kekacauan Arab Spring untuk menciptakan negara-negara kecil di wilayah timur jauh dan meluncurkan banyak serangan berdarah yang melemahkan pemerintahan transisi Hadi.

Video: Pemberontak Houthi Yaman Menuju Stockholm untuk Pembicaraan Damai

Selama perang saudara, Al Qaeda telah melakukan serangan terhadap kedua belah pihak. Kekacauan berkepanjangan di Yaman akan memberikan lebih banyak ruang untuk mengkonsolidasikan dan merencanakan serangan di luar negeri.

KOALISI ARAB

Arab Saudi menganggap Houthi sebagai kaki tangan Iran, saingan regional terbesarnya, dan ingin menghentikan Teheran mendapatkan keuntungan dari konflik di Yaman.

Pasukan kerajaan Saudi telah dikerahkan di sepanjang perbatasan dan di beberapa provinsi Yaman tetapi sebagian besar mengandalkan serangan udara terhadap daerah-daerah yang dikuasai Houthi. Arab Saudi juga menyediakan basis di pengasingan untuk Hadi dan dukungan logistik untuk pertempuran darat di Yaman utara.

Gambar dari rekaman video yang diperoleh dari Arab 24 memperilhatkan pasukan yang dipimpin koalisi Arab berkumpul untuk merebut kembali bandara internasional kota pelabuhan Hodeida, Yaman, dari pemberontak Syiah Houthi pada Sabtu, 16 Juni 2018.[Arab 24 via AP]

Uni Emirat Arab, yang juga mendukung rencana transisi 2012, adalah anggota utama lain dalam koalisi pimpinan Saudi. UEA ingin mencegah militansi Islam yang tumbuh di Yaman dan menganggap pelabuhan negara itu penting secara strategis. Sebelumnya UEA telah mengerahkan beberapa pasukan darat namun menderita kekalahan.

Baca: Kisah Pilu Bocah 7 Tahun Meninggal Kelaparan di Yaman

Akhirnya UEA lebih fokus pada mempersenjatai dan melatih puluhan ribu warga Yaman, sebagian besar dari provinsi selatan, untuk mendapatkan pengaruh.

Negara-negara lain dalam koalisi tidak terlalu terlibat, meskipun Sudan telah menempatkan sejumlah pasukan di darat.

IRAN

Iran mendukung Houthi sebagai bagian dari poros perlawanan regionalnya, dan gerakan tersebut telah mengadopsi elemen-elemen ideologi revolusioner Teheran.

Arab Saudi dan sekutunya menuduh Iran mempersenjatai dan melatih Houthi, namun sejauh mana hubungan itu masih diperdebatkan dan Iran membantah menyalurkan senjata ke Yaman untuk Houthi.

Berita terkait

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

5 hari lalu

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

Israel telah menghabiskan dana sebesar 60 miliar shekel atau sekitar Rp258 triliun setelah tujuh bulan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

5 hari lalu

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

TPNPB menyatakan sudah meminta masyarakat untuk meninggalkan delapan daerah yang mereka klaim sebagai wilayah perang di Papua.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

12 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

20 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

22 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

29 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

30 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

34 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

35 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

46 hari lalu

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

IPC menemukan hampir lima juta warga Sudan mengalami kelaparan karena dampak perang dan anjloknya produksi sereal

Baca Selengkapnya