Ponselnya Diretas, Teman Jamal Khashoggi Gugat Perusahaan Israel

Selasa, 4 Desember 2018 18:04 WIB

Jamal Khashoggi, 59 tahun, wartawan asal Arab Saudi, hilang di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Sumber : AP/trtworld.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Arab Saudi pengkritik penguasa Arab Saudi menggugat perusahaan spyware Israel karena meretas ponselnya dan memantau komunikasinya dengan Jamal Khashoggi sebelum dibunuh.

Omar Abdulaziz telah mengajukan gugatan terhadap NSO Group di Israel, dilaporkan New York Times, 4 Desember 2018. Abdulaziz menuduh bahwa perangkat lunak Israel digunakan untuk meretas ponselnya.

Baca: Pesan WhatsApp Jamal Khashoggi Berikan Petunjuk Baru

Gugatan menambah tekanan baru pada perusahaan NSO Group dan pemerintah Israel, yang melisensikan penjualan spyware perusahaan kepada pemerintah asing, yang dikenal sebagai Pegasus.

Gugatan juga mengundang perhatian baru pada kedekatan Israel dengan Arab Saudi dan kerajaan Teluk Arab lainnya.

Advertising
Advertising

Aktivis Arab Saudi dan teman Jamal Khashoggi, Omar Abdulaziz. (YouTube/Times of Israel)

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tidak pernah mengakui negara Yahudi tetapi telah diam-diam semakin dekat karena punya musuh bersama, yakni Iran. Sejak peristiwa Arab Spring, Israel dan kerajaan Arab juga memiliki kepentingan bersama untuk menjaga tatanan Arab yang stabil.

Gugatan diajukan di Israel oleh warga Saudi yang tinggal di Montreal, Omar Abdulaziz, menyusul tuntutan wartawan, aktivis, dan lainnya yang menuduh NSO Group telah membantu pemerintah Meksiko dan Uni Emirat Arab memata-matai ponsel pintar mereka meskipun orang-orang bebas catatan kriminal dan tidak menimbulkan ancaman kekerasan.

Baca: Karyawan Amnesti Internasional Diretas Spyware Buatan Israel

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International juga baru-baru ini menuduh NSO Group membantu Arab Saudi memata-matai seorang anggota staf organisasi. Amnesty International mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan tindakan hukum setelah kementerian pertahanan Israel menolak permintaan untuk mencabut lisensi NSO Group untuk mengekspor spyware-nya.

"Dengan terus menyetujui NSO Group, Departemen Pertahanan secara praktis mengakui bekerja sama dengan NSO Group karena perangkat lunak mereka digunakan untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia," kata Molly Malekar, direktur program kantor Amnesty International Israel.

Dalam foto yang dirilis 25 Agustus 2016, menunjukan perusahaan Grup NSO Israel yang memiliki kantor sampai beberapa bulan yang lalu di Herzliya, Israel. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan bahwa seorang anggota stafnya ditargetkan oleh spyware buatan Israel dari NSO Group.[AP Photo / Daniella Cheslow]

<!--more-->

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, NSO Group mengatakan bahwa produknya dilisensikan untuk penggunaan tunggal pemerintah dan lembaga penegak hukum untuk secara sah melawan terorisme dan kejahatan.

"Kontrak untuk penggunaan perangkat lunaknya hanya diberikan setelah pemeriksaan dan pemberian lisensi penuh oleh pemerintah Israel," kata perusahaan

"Kami tidak mentolerir penyalahgunaan produk kami. Jika ada kecurigaan penyalahgunaan, kami menyelidikinya dan mengambil tindakan yang sesuai, termasuk menangguhkan atau mengakhiri kontrak," lanjutnya.

Baca: Snowden: Arab Saudi Gunakan Spyware Israel Sadap Jamal Khashoggi

Spyware memungkinkan pelanggannya untuk secara diam-diam mendengarkan panggilan telepon, merekam tombol, membaca pesan, dan melacak riwayat internet pada telepon yang diincar. Spyware juga bisa menggunakan mikrofon dan kamera ponsel sebagai perangkat pengawasan.

Omar Abdulaziz, aktivis asal Arab Saudi yang mengasingkan diri ke Montreal, Kanada. Abdulaziz menyebar percakapannya dengan Khashoggi, termasuk percakapan suara, foto dan rekaman video. Sumber: edition.cnn.com

Karena kemampuan-kemampuan tersebut, Israel mengklasifikasikan spyware Pegasus sebagai senjata. Perusahaan harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pertahanan untuk penjualannya kepada pemerintah asing. Arab Saudi membayar US$ 55 juta atau Rp 785 miliar tahun lalu untuk penggunaan spyware, menurut laporan berita Israel.

Abdulaziz, adalah seorang Saudi berusia 27 tahun yang mencari suaka di Kanada dan tinggal di Montreal. Sebagai buntut dari Spring Arab, ia menjadi populer di kalangan orang-orang Saudi karena video online dan komentarnya di media sosial yang mengkritik penguasa Arab Saudi untuk otoritarianisme mereka. Perusahaan konsultan McKinsey & Company mengidentifikasi dia sebagai orang yang berpengaruh terhadap perbedaan pendapat di media sosial.

Baca: Jamal Khashoggi Pernah Ingatkan Kolega Jangan ke Kedutaan Saudi

Selama dua bulan terakhir, ia juga mendapat perhatian internasional karena persahabatannya dengan Jamal Khashoggi, yang tinggal di Virginia dan menulis kolom untuk The Washington Post.

Berita terkait

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

2 jam lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

3 jam lalu

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

Peluang untuk terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan karena kedua belah pihak masih bersikukuh pada pendirian

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

14 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

20 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

23 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya