TEMPO.CO, Jakarta - Ada lebih dari 400 pesan WhatsApp yang dikirim oleh wartawan Jamal Khashoggi, 59 tahun kepada koleganya yang sama-sama di pengasingan. Pesan singkat ini diharapkan bisa menjadi petunjuk baru atas kasus pembunuhan Khashoggi yang dibunuh pada 2 Oktober lalu.
Diantara percakapan itu, Khashoggi menggambarkan Mohammed bin Salman sebagai sosok yang buas, yang tak segan menghabisi semua pihak yang menghalangi jalannya, termasuk para pendukungnya.
Dikutip dari edition.cnn.com, Senin, 3 Desember 2018, CNN mendapat akses pada koresponden yang dilakukan Khashoggi dengan Omar Abdulaziz, aktivis asal Arab Saudi yang mengasingkan diri ke Montreal, Kanada. Abdulaziz menyebar percakapannya dengan Khashoggi, termasuk percakapan suara, foto dan rekaman video.
Baca: KTT G20, Erdogan ke Saudi: Sebut Nama Pembunuh Jamal Khashoggi
“Semakin banyak korban yang dia (Mohammad bin Salman) makan, semakin banyak yang dia inginkan. Saya tidak akan terkejut bahkan jika penindasan ini akan memakan korban dari mereka yang mendukungnya,” tulis Khashoggi dalam salah satu pesan WhatsApp dengan Abdulaziz.
Pendemo memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS
Baca: 4 Pemimpin G20 Bahas Pembunuhan Jamal Khashoggi dengan MBS
Dua bulan sebelum Khashoggi dibunuh, Abdulaziz sangat yakin pesan antara dirinya dan Khashoggi telah disadap oleh pemerintah Arab Saudi atau persisnya pada Agustus lalu.
Abdulaziz mengatakan akan menggugat sebuah perusahaan asal Israel, yang diyakininya telah menciptakan sebuah perangkat lunak yang digunakan oleh Riyadh untuk menyadap ponselnya.
"Penyadapan ponsel saya memainkan peran besar dalam apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi, saya sangat menyesal mengatakan ini, perasaan bersalah ini membunuh saya," ungkap Abdulaziz.
ALJAZEERA | CNN | MIS FRANSISKA DEWI