Trump Sindir Navy SEAL karena Telat Bunuh Osama bin Laden

Senin, 19 November 2018 19:53 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di kantornya. Sky News

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump menyindir pensiunan komandan Navy SEAL karena telat membunuh Osama bin Laden di Pakistan. Namun komandan Navy Seal tersebut membalas dengan menyebut Trump sebagai ancaman terbesar bagi demokrasi.

Sindiran dilontarkan Donald Trump setelah pensiunan Angkatan Laut Laksamana Bill McRaven, yang memimpin unit Navy Seal atas penyerbuan Osama bin Laden, mengecam Trump karena telah menyerang media, seperti dilansir dari Dailymail.co.uk, 19 November 2018.

Baca: Secret Service Sebut Donald Trump Mau Dibunuh Saat di Filipina

Selain mengecap McRaven sebagai pendukung Hillary Clinton, Trump juga menyindir dan mengkritik McRaven karena militer AS terlalu lama menemukan dan membunuh Osama bin Laden, yang menyebabkan Osama tinggal di rumah mewah di Pakistan untuk waktu yang lama.

Pensiunan mantan Komandan Unit Navy Seal Bill McRaven.[NBC News]

Advertising
Advertising

Osama Bin Laden tewas di Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011, oleh pasukan khusus AS, Navy SEAL.

Baca: Pakistan Tahan Pembocor Persembunyian Osama bin Laden

Osama dilaporkan tinggal di kompleks rahasia yang dibentengi khusus, sekitar satu kilometer dari Akademi Militer Pakistan selama bertahun-tahun, menimbulkan pertanyaan apakah pejabat Pakistan mengetahui keberadaan Osama sebelumnya. Namun Pakistan membantah mengetahui Osama bin Laden ada di sana.

Osama Bin Laden dilaporkan tidak menggunakan internet atau telepon seluler untuk menjaga kerahasiaannya selama persembunyian di Pakistan.

Afganistan. Dalam rekaman video terlihat Osama bin Laden membawa senjata favoritnya AK-47, senjata ini terus dibawa hingga kematiannya dalam penyerangan oleh Navy SEAL di Abottabad Pakistan. foto ini diambil pada 07 Oktober 2001. AFP PHOTO/AL-JAZEERA/Getty Images.

"Saya tidak mendukung Hillary Clinton atau orang lain," kata McRaven saat diwawancara CNN menanggapi komentar Trump.

"Saya adalah penggemar Presiden Obama dan Presiden George W. Bush, di mana saya bekerja untuk keduanya. Saya mengagumi semua presiden, terlepas dari partai politik mereka, yang menjunjung tinggi martabat jabatan dan yang menggunakan kursi itu untuk menyatukan bangsa dalam masa-masa sulit."

"Saya tetap pada komentar saya bahwa serangan Presiden terhadap media adalah ancaman terbesar bagi demokrasi kita."

Baca: Donald Trump Marahi Wartawan Saat Konpers Pemilu Sela, Kenapa?

Pernyataan Trump juga memicu kritik dari purnawirawan Letnan Jenderal Mark Hertling, yang bertugas dengan McRaven di Eropa dan Irak.

"Saya akan menyampaikan satu kata. Dan kata itu adalah 'memuakkan',"kata Hertling tentang kritik Trump terhadap McRaven.

Sebelumnya McRaven menulis di Washington Post pada Agustus bahwa "Trump telah mempermalukan kita di mata anak-anak kita, mempermalukan kita di panggung dunia dan, yang paling buruk, memecah kita sebagai sebuah bangsa."

Sementara Donald Trump menanggapi kritikan McRaven saat wawancara dengan Fox News.

Baca: Calon Kongres AS Samakan Donald Trump dengan Osama Bin Laden

"Bukankah akan sangat bagus jika kita mendapat Osama Bin Laden lebih cepat dari itu, bukankah itu bagus?" kata Trump.

"Dia (Osama bin Laden) tinggal di Pakistan tepat di sebelah akademi militer, semua orang di Pakistan tahu dia (Osama bin Laden) ada di sana. Dan kami memberi Pakistan US$ 1,3 miliar (Rp 19 triliun) per tahun dan mereka tidak memberitahunya," kata Trump.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

3 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

27 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya