Gorbachev Kecam Penarikan diri AS dari Pakta Senjata Nuklir

Senin, 22 Oktober 2018 17:15 WIB

Mikhail Gorbachev [REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev pada hari Minggu mengecam keputusan AS yang menarik diri dari Perjanjian senjata nuklir atau Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) yang telah diusung AS bersama Rusia.

"Ini merupakan hal yang tidak dapat diterima. Ini adalah kemenangan besar yang telah kami dapatkan khususnya saat membuat keputusan yang diabadikan dalam perjanjian ini, seperti melarang penggunaan senjata nuklir dan hulu ledak," katanya kepada Sputnik, 22 Oktober 2018, yang menandatangani kesepakatan tersebut bersama Ronald Reagan pada 1987.

Baca: Trump Segera Akhiri Perjanjian Senjata Nuklir dengan Rusia

Mantan Presiden Uni Soviet menjelaskan bahwa keputusan AS dilandasi karena tidak ditemukannya solusi bersama atas masalah itu.

"Menurut saya, AS sedang menghadapi kebuntuan dalam membuat keputusan, sehingga akhirnya memilih langkah yang paling tidak bertanggung jawab," Gorbachev, menjawab pertanyaan tentang rencana AS.

Advertising
Advertising

Presiden Ronald Reagan (kanan) dan Sekretaris Jenderal Uni Soviet Mikhail Gorbachev saat menandatangani Perjanjian INF di East Room, Gedung Putih pada 8 Desember 1987. [Ronald Reagan Presidential Library via thebulletin.org]

Gorbachev meminta bantuan kepada PBB untuk menengahi krisis atas penarikan diri AS dari perjanjian senjata nuklir.

"Ini adalah masalah yang harus ditangani oleh PBB dan Dewan Keamanan karena hal ini dapat meresahkan dunia," kata Gorbachev kepada Sputnik. Selain itu, dirinya juga menambahkan bahwa semua lembaga internasional juga harus melangkah untuk mencegah perlombaan senjata baru.

Selain itu, mantan presiden Soviet itu menyarankan bahwa kesempatan untuk menyelamatkan perjanjian bersejarah ini, dapat dilakukan saat kunjungan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton ke Rusia.

"Saya tidak yakin apakah mereka dapat melakukan ini, tetapi menurut saya, ini tidak terlalu terlambat. Dan (Bolton) akan datang, mereka harus mencoba untuk menghentikan proses destruktif ini," kata Gorbachev setelah ditanya apa yang para pemimpin AS dan Rusia bisa lakukan untuk menyelamatkan INF.

Rudal nuklir tercanggih Rusia, hypersonic Sarmat ICBM yang diungkap pertama kali oleh Presiden Vladimir Putin di hadapan Dewan Federal Rusia, 1 Maret 2018 {Russia Today]

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan ingin mundur dari perjanjian era Perang Dingin yang ditandatangani pada 1987 oleh Gorbachev dan rekannya dari AS, Ronald Reagan, untuk melarang rudal nuklir jarak menengah. Perjanjian tersebut melarang pengembangan, penyebaran dan pengujian rudal balistik atau rudal yang diluncurkan di darat dengan kisaran jarak tempuh antara 483 hingga 5.472 kilometer.

Baca: AS Mau Mundur dari Perjanjian Senjata Nuklir, Rusia Siap Membalas

Rusia dan AS telah berulang kali menuduh satu sama lain melanggar kesepakatan. Walau bagaimanapun, di bawah pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama, perjanjian senjata nuklir dengan Rusia itu tetap dipertahankan.

SPUTNIK | SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

6 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

20 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

20 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya