Kim Jong Un Menolak Berikan Daftar Fasilitas Nuklirnya ke AS

Senin, 15 Oktober 2018 18:00 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Pyongyang dalam foto yang dirilis oleh Korea Utara News Agency (KCNA) pada 7 Oktober 2018. [KCNA via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menolak memberikan daftar fasilitas nuklirnya kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sampai penandatanganan deklarasi yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953.

Ketika diminta untuk memberikan setidaknya sebagian daftar situs nuklir, Kim Jong Un diduga mengatakan bahwa dengan tidak adanya hubungan kepercayaan antara Washington dan Pyongyang, Amerika Serikat tidak akan percaya pada daftar itu bahkan jika mereka memilikinya, menurut surat kabar Yomiuri Shimbun Jepang, seperti dilansir dari Sputniknews, 15 Oktober 2018.

Baca: Ingkar Janji, Korea Utara Belum Hentikan Program Senjata Nuklir

Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata tetapi perjanjian damai tidak pernah ditandatangani.

Korea Utara meledakkan lokasi uji coba peledakan bom nuklir Punggye-ri di di Gunung Mantap, yang terletak di timur laut negara itu pada Kamis, 24 Mei 2018. Guardian

Advertising
Advertising

Pompeo dan Kim Jong Un selama pertemuan 7 Oktober di Pyonyang setuju untuk mengarahkan kelompok kerja untuk membahas empat poin dari dokumen yang ditandatangani di Singapura, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Menteri Luar Negeri AS mengatakan setelah pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, sekarang dia dapat melihat langkah selanjutnya terkait denuklirisasi Pyongyang.

Baca: Kim Jong Un Minta Bertemu Trump Lagi, Percepat Denuklirisasi

Kim Jong Un bahkan mengundang inspektur asing untuk mengunjungi situs uji coba nuklir Punggye Ri untuk memastikan bahwa tempat itu telah dibongkar. Kim dan Pompeo juga setuju untuk mengadakan pertemuan tim kerja dalam waktu dekat untuk membahas masalah yang belum terselesaikan dari KTT Singapura.

Situasi di semenanjung semakin mencair tahun ini sejak para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan memulai pembicaraan bilateral yang menghasilkan kesepakatan bersama untuk mencapai kesepakatan damai.

Baca: Korea Selatan Sebut Korea Utara Masih Miliki 60 Senjata Nuklir

Pada Juni, Kim dan Trump mencapai kesepakatan yang mengharuskan Pyongyang untuk denuklirisasi dengan imbalan keringanan sanksi dan penghentian latihan militer AS-Korea Selatan.

Suasana saat situs uji coba bom nuklir Punggye-ri diledakkan untuk dihancurkan, di Provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara, 24 Mei 2018. Pemerintah Korea Utara, yang dipimpin Kim Jong Un, menepati janjinya untuk menghancurkan situs uji coba bom nuklir Punggye-ri sebagai langkah untuk menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea. News1/Pool via REUTERS

Namun, pada Juli, Direktur Intelijen Nasional AS, Dan Coats, mengatakan tidak mungkin Korea Utara akan membongkar program nuklirnya dalam setahun.

Baca: Mike Pompeo: Korea Utara Izinkan Pengawas Nuklir Asing Masuk

Media AS melaporkan sebelumnya bahwa Pyongyang terus mengembangkan program nuklirnya dan mencoba untuk menipu Amerika Serikat tentang upaya denuklirisasi.

Pompeo melakukan tur tiga hari Asia Timur awal bulan ini dengan misi untuk memajukan proses pelucutan nuklir Korea Utara dan mengatur pertemuan puncak berikutnya antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

11 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

13 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

15 hari lalu

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.

Baca Selengkapnya

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

15 hari lalu

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

16 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

19 hari lalu

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

19 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

23 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

25 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

36 hari lalu

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.

Baca Selengkapnya