Analis Barat: Sikap Cina Terhadap Warga Uighur Semakin Radikal

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 11 Oktober 2018 06:01 WIB

Puluhan tentara Cina membentuk formasi saat berjaga-jaga di depan masjid Id Kah di Kashgar, Cina (31/7). Puluhan komunitas Uighur dan Han diserang oleh sekolompok orang yang tidak dikenal yang menewaskan puluhanan orang dan luka-luka. Getty Images

TEMPO.CO, Xinjiang – Spesialis Cina dari Universitas La Trobe University, James Leibold, mengatakan penghentian layanan kereta api menuju Provinsi Xinjiang, yang menjadi rumah bagi warga Muslim Uighur, tanpa batas waktu mengindikasikan adanya kegiatan besar di sana.

Baca:

Kegiatan itu bisa berupa pemindahan orang dalam jumlah besar menggunakan jalur kereta api ke berbagai daerah.

“Itu mengindikasikan bahwa selama beberapa bulan terkahir ada upaya untuk memindahkan orang dalam jumlah besar,” begitu kata Leibold seperti dilansir ABC pada Rabu, 10 Oktober 2018.

Advertising
Advertising

Menurut Leibol, kebijakan pemerintah Cina terhadap warga Muslim Uighur terindikasi semakin radikal.

Baca:

Menurut Radio Free Asia, ada sekitar 300 ribu tahanan yang bakal ditransportasi dalam beberapa pekan ini. Sedangkan sejumlah besar tahanan dari daerah lain di Cina akan dikirim ke fasilitas penahanan di Xinjiang.

“Ini merupakan peristiwa yang signifikan terkait jumlah logistik yang dilibatkan,” kata David Brophy, seorang peneliti mengenai Cina di University of Sydney kepada ABC. Menurut dia, dampaknya juga bakal terasa dalam transportasi ke dalam dan ke luar Xinjiang selain juga di sekitar Provinsi Xinjiang sendiri.

Brophy mengatakan adanya laporan bahwa para tahanan dari daerah lain di Cina dibawa ke Xinjiang mengindikasikan adanya kebijakan untuk mengontrol tahanan Muslim daripada soal mengatasi kelebihan tahanan di daerah lain.

Baca:

Pemerintah Cina selama ini membantah adanya kamp-kamp pendidikan politik dengan para peserta harus mengikutinya layaknya tahanan. Beijing beralasan kebijakan keras terhadap Xinjiang dilakukan untuk menghadapi terorisme. Selama ini, ada gerakan separatis untuk memisahkan Xinjiang dari Cina, yang berbasis paham komunis.

Mustahilnya Berpuasa bagi Warga Muslim Uighur

Saat ABC menanyakan soal ini kepada Kedutaan Besar Cina di Australia, pejabat kedutaan itu merujuk kepada pernyataan dari kementerian Luar Negeri Cina pada 20 September 2018. Saat itu, jubir Geng Shuang mengatakan kebijakan pemerintah Cina di Xinjiang dilakukan untuk meningkatkan stabilitas, pembangunan, solidaritas dan taraf kehidupan publik.

Soal ini, seperti dilansir Reutes, Kepala Badan HAM PBB, Michelle Bachelet mendesak pemerintah Cina untuk mengizinkan tim monitor PBB memasuki Xinjiang. Ini terkait adanya tudingan yang sangat mengkhawatirkan soal program penerapan kamp indoktrinasi politik terhadap warga Uighur di Provinsi Xinjiang.

Baca:

Bachelet mengatakan ini dalam pidato perdana sebgai Kepala Badan HAM PBB pada Senin, 10 September 2018 di Jenewa. Permintaan Bachelet ini, yang pernah menjabat sebagai Presiden Chile sebelumnya, terkait laporan dari lembaga advokasi HAM Human Rights Watch. Pengurus HRW melaporkan etnis muslim minoritas Uighur mengalami kamp penahanan semena-mena di Xinjiang, yang dibuat pemerintah Cina.

Berita terkait

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

2 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

21 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

22 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya