TEMPO.CO, Jakarta - Koran resmi milik Partai Komunis membela tekanan pemerintah Cina terhadap etnis minoritas muslim Uighur dengan alasan agar kawasan Xinjiang tidak menjadi "Suriah" atau "Libya."
Pembelaan koran Global Times itu disampaikan dalam editorialnya, Senin 12 Agustus 2018, terkait dengan keprihatinan Komite Antidiskriminasi PBB atas tekanan pemerintah Cina terhadap kaum muslim Uighur.
Baca: Cina Doktrin Minoritas Muslim Uighur, HRW Kecam
Sejumlah muslim Uighurs berasal dari wilayah barat jauh dari Cina wilayah Xinjiang, saat mereka berada di penampungan sementara setelah mereka ditahan di kantor pusat regional imigrasi Thailand di dekat perbatasan Malaysia-di Hat Yai, Songkla (14/3). REUTERS/Athit Perawongmetha
"Mereka seperti dalam kamp tahanan rahasia," kata Komite menyampaikan keprihatinannya, Jumat 10 Agustus 2018, seperti dikutip Al Jazeera.
Menurut Gay McDougall dari Komite Antidiskriminasi PBB, lebih dari satu juta muslim Uighur diperkirakan mendekam dalam tahanan di kawasan sebelah barat Cina.Sejumlah wanita dan anak-anak muslim Uighurs berasal dari wilayah barat jauh dari Cina wilayah Xinjiang, saat mereka beristirahat di dalam penampungan sementara setelah mereka ditahan di kantor pusat regional imigrasi Thailand di dekat perbatasan Malaysia-di Hat Yai, Songkla (14/3). REUTERS/Athit Perawongmetha
Menyusul serangan dan perlawanan oleh kelompok sparatis, warga Uighur dan muslim minoritas Kazakh di Xinjiang ditahan dalam kamp indoktrinasi. Di tempat ini, mereka dipaksa menolak Islam dan menyatakan loyal terhadap Partai Komunis.
Baca: Cina Larang Etnis Uighur Berjenggot dan Berjilbab
Global Times dalam tulisan di editorialnya mengatakan, pemerintah Cina menerapkan peraturan ketat di Xinjiang demi membangun kembali perdamaian dan kemakmuran.