Mantan Pengawal Vladimir Putin Tantang Oposisi Rusia Berkelahi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 12 September 2018 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pengawal Presiden Vladimir Putin, dan kepala Garda Nasional Rusia menantang tokoh oposisi Alexei Navalny untuk berkelahi.
Viktor Zolotov menyampaikan pernyataan emosional selama pidato tujuh menit yang diunggah di kanal Youtube Garda Nasional Rusia pada Selasa 11 September 2018. Zolotov menantang Navalny karena investigasi korupsinya yang dilakukan terhadap Garda Nasional. Zolotov mengakui ada skandal korupsi di Garda Nasional namun membantah tuduhan Navalnya bahwa ia terlibat secara pribadi.
Baca: Putin: 2 Tersangka Racun Saraf Novichok Warga Sipil Rusia dan...
Navalny, pemimpin oposisi paling populer di Rusia, saat ini di penjara menjalani hukuman 30 hari karena mengorganisir protes publik yang tidak disetujui. Bulan lalu ia menerbitkan investigasi yang menyatakan bahwa setidaknya US$ 29 juta atau Rp 429 miliar (kurs Rp 14.812) telah dicuri dalam kontrak pengadaan untuk Garda Nasional.
Navalny menjadi terkenal berkat penyelidikannya mengungkap korupsi di tubuh pemerintahan Rusia dan telah mempelopori protes anti-pemerintah di seluruh Rusia.
Demonstrasi yang berlangsung pada Minggu 9 September di semua zona waktu 11 Rusia, menyebabkan polisi antihuru-hara dan Garda Nasional menindak protes di beberapa kota.
Baca: Putin Kirim Surat ke Kim Jong Un, Apa Isinya?
Zolotov yang berusia 64 tahun, yang jarang tampil di depan umum, muncul di YouTube untuk melampiaskan kekesalannya kepada Navalny.
Zolotov mengatakan dia terhina oleh tuduhan Navalny dan karena merasa "sebagai seorang perwira", maka ia menantangnya untuk berduel.
"Saya hanya menantang Anda untuk berkelahi: di ring, di tatami, di mana saja di mana saya berjanji akan membuat steak daging sapi lembut dari tubuh Anda," kata Zolotov, duduk di meja dan menggelengkan tinjunya.
Zolotov bertugas untku keamanan Vladmiri Putin selama 13 tahun dan diyakini sebagai salah satu orang terdekat presiden.
Selama bertahun-tahun Putin telah mengabaikan penyelidikan Navalny dan unjuk rasa protes, bahkan Putin menolak menyebut nama Navalny.
Namun, Navalny mengalami masalah dengan penegak hukum Rusia. Dia dinyatakan bersalah atas dua gugatan terpisah, sementara anggota keluarga dan rekan-rekannya telah menghadapi tuntutan pidana.
Kremlin menepis anggapan bahwa alasan Navalny mendorong Zolotov untuk membuat pernyataannya.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Zolotov tidak menjalankan pidatonya oleh presiden dan bahwa Kremlin tidak melihatnya sebagai ancaman fisik terhadap Navalny.
Peskov menyebut penyelidikan Navalny sebagai kebohongan yang tidak tahu malu dan menyebabkan kemarahan Zolotov.
"Kadang-kadang Anda harus melawan fitnah yang tidak tahu malu dengan segala cara yang mungkin," kata Peskov.
Baca: Latihan Perang Rusia Vostok 2018, 5 Senjata Andalan Dikerahkan
Sementara rekan-rekan Navalny menganggap pernyataan Zolotov sebagai lelucon.
"Ancaman publik Zolotov terhadap Navalny harus diambil tanpa ironi apa pun," kata Ilya Yashin, seorang aktivis oposisi dan teman dekat pemimpin oposisi yang dibunuh, Boris Nemtsov.
Dilansir dari Radio Free Europe/Radio Liberty, dalam penyelidikannya, yang diterbitkan pada 23 Agustus, kelompok Navalny menuduh Garda Nasional menggelapkan uang dari anggaran untuk buah dan sayuran.
Navalny telah berulang kali dipenjara karena mengorganisir unjuk rasa dan protes anti-pemerintah.
Pada 25 Agustus polisi menahannya atas demonstrasi yang diadakan pada bulan Januari. Pengadilan Moskow menghukumnya dua hari kemudian sampai sebulan di penjara karena demonstrasi tanpa izin.
Navalny telah menyerukan unjuk rasa nasional pada 9 September untuk memprotes rencana pemerintah Rusia untuk menaikkan usia pensiun bagi pria dan perempuan.
Masalah pensiun telah menciptakan kemarahan meluas masyarakat Rusia dan mengurangi popularitas Vladimir Putin.