Tawarkan Pengobatan Kanker, Israel Mau Tawar-menawar dengan Hamas

Rabu, 29 Agustus 2018 17:30 WIB

Warga Palestina dari Jalur Gaza menyebrang ke Israel lewat perbatasan Erez, 19 Agustus 2018. [Eliyahu Hershkovitz/Haaretz]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Tinggi Israel pada Minggu 27 Agustus memutuskan pemerintah Israel harus mengizinkan lima perempuan dari Gaza yang dilaporkan sebagai anggota keluarga kelompok teroris Hamas, untuk melakukan perjalanan ke Yerusalem Timur guna perawatan medis kanker.


Dilaporkan Times of Israel, 29 Agustus 2018, pemerintah Israel telah melarang kerabat anggota Hamas memasuki Israel untuk perawatan medis sebagai bagian dari upaya untuk menekan organisasi teroris agar mengembalikan jenazah dua tentara Israel yang telah ditahan sejak konflik Gaza 2014, serta dua warga Israel yang memasuki Jalur Gaza, yang diyakini Israel ditahan Hamas.

Baca: Dianggap Teroris, Israel Tak Minat Gencatan Senjata dengan Hamas

Israel menyarankan kelima perempuan Gaza dirawat di luar negeri, tetapi jaksa berpendapat biayanya akan sangat mahal. Perawatan medis yang dibutuhkan perempuan tidak tersedia di Tepi Barat, namun dua rumah sakit Yerusalem Timur merupakan alternatif perawatan paling mungkin.

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman (tengah) mengunjungi perbatasan Kerem Shalom di Gaza, terminal perbatasan komersial utama di jalur itu, 22 Juli 2018. [REUTERS/Amir Cohen]

Advertising
Advertising

Petisi itu awalnya diajukan oleh tujuh perempuan Gaza, tetapi dua dikonfirmasi tidak memiliki hubungan apapun dengan Hamas.

Hakim Uzi Fogelman mencatat dalam putusannya meskipun tidak masuk akal bagi pemerintah jika menggunakan putusan ini untuk memastikan kembalinya para tahanan Hamas.

"tujuan ini tidak dapat dibenarkan atas kemungkinan seorang kerabat anggota Hamas menerima perawatan medis yang menyelamatkan jiwa di Israel," kata Uzi. Dia menambahkan bahwa lima perempuan bukanlah ancaman keamanan.

Baca: Israel akan Melarang Bendera Palestina

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengeluarkan pernyataan bersama yang menerima keputusan pengadilan tetapi mengklaim bahwa keputusan tidak berurusan dengan kebijakan akses terbatas Israel secara keseluruhan, yang terus membuat ribuan pasien terancam.

"Pengadilan bertindak benar menolak menteri pertahanan Israel dan klaim keterlaluan kabinet bahwa pasien dalam kondisi kritis dapat digunakan sebagai barang tawar-menawar," kata pernyataan dari Al Mezan Center for Human Rights di Gaza.

Oron Shaul (kiri) dan Hadar Goldin (kanan), tentara Israel yang tewas dalam operasi Protective Edge dan jasadnya diduga masih ditahan Hamas di Gaza.[israelinternationalnews.com]

Namun lembaga HAM menuduh, keputusan awal pemerintah Israel menandai bertapa rendahnya dan memalukan hukuman kolektif Israel terhadap warga Gaza, yang melarang warga Palestina untuk berobat.

Dror Eidar, pemimpin redaksi untuk Israel Daily mengatakan keputusan ini dilematis di satu sisi karena pemerintah ingin menggunakan kasus ini sebagai tawar-menawar terhadap warga Israel yang ditawan Hamas.

"Israel mengatakan kepada Hamas, 'Anda ingin perawatan kemanusiaan dari pihak kami, dan kami ingin Anda berbaik hati dan memberi kami beberapa rincian tentang orang-orang ini, atau mungkin untuk melakukan pertukaran tahanan', namun Mahkamah Agung tidak menerimanya dan mengatakan bahwa kemanusiaan nilai-nilai berada di luar langkah-langkah keamanan, kata Eidar saat diwawancara Sputniknews.

Baca: Pejabat Palestina Kenang Aktivis Perdamaian Israel Uri Avnery

Dilansir dari Jerusalem Post, Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Liberman, menolak permintaan mereka dalam upaya untuk menekan Hamas, untuk menekan Hamas ke meja perundingan menyerahkan tahanan dan tubuh tentara yang ada di Gaza.

Menanggapi permintaan Liberman, Pengadilan Israel mengatakan bahwa Liberman tidak peduli untuk meninjau kasus-kasus perorangan perempuan Gaza pasien kanker atau untuk memeriksa apakah ada di antara mereka yang menghadirkan ancaman keamanan negara apa pun. Bahkan pengadilan menyebut lima perempuan tidak mengancam keamanan Israel.

Berita terkait

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

3 jam lalu

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.

Baca Selengkapnya

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 jam lalu

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Para mahasiswa, dosen dan staf di berbagai universitas di Iran mengadakan unjuk rasa pro-Palestina di masing-masing kampus.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken kepada Hamas: Terima Saja Proposal Israel yang 'Luar Biasa Murah Hati'

4 jam lalu

Antony Blinken kepada Hamas: Terima Saja Proposal Israel yang 'Luar Biasa Murah Hati'

Menlu AS Antony Blinken mendesak Hamas untuk segera menerima proposal Israel yang terbaru dan "sangat murah hati" untuk melakukan gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

4 jam lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas Memperparah Penderitaan di Gaza, Pengungsi Minum Kurang dari 1 Liter Air per Hari

5 jam lalu

Suhu Panas Memperparah Penderitaan di Gaza, Pengungsi Minum Kurang dari 1 Liter Air per Hari

Suhu musim panas yang kian meningkat semakin memperburuk penderitaan warga Gaza di tengah krisis kemanusiaan dan serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

6 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

7 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

10 jam lalu

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel sedang menyiapkan skenario ihwal ICC yang dikabarkan berencana menangkap Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

11 jam lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

11 jam lalu

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

Sebanyak 13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya