Turki Tegang dengan Amerika, Erdogan Minta Rakyat Bersatu

Editor

Budi Riza

Minggu, 26 Agustus 2018 07:07 WIB

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (paling kanan) dan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (kedua dari kiri)

TEMPO.CO, Ankara – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan komitmen dan determinasi bangsa merupakan jaminan untuk melawan serangan terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi negara.

Baca:

Masih Tegang dengan Trump, Erdogan Bilang Bakal Lawan Terus

Advertising
Advertising

Erdogan mengatakan ini dalam dua acara peringatan Pertempuran Manzikert pada 1071 dan Hari Kemenangan di Turki.

“Saat kita menghadapi serangan terhadap perekonomian Turki hari ini, jaminan terbesar kita adalah komitmen dan determinasi setiap warga untuk menjaga kemerdekaan, bangsa dan masa depan,” kata Erdogan seperti dilansir Reuters, Sabtu, 25 Agustus 2018 waktu setempat.

Baca:

Sambut Ajakan Erdogan, Warga Turki Rusak iPhone dan Buang Cola

Erdogan menyebut pelemahan nilai tukar mata uang lira secara tiba-tiba dalam satu-dua pekan ini sebagai akibat dari ‘perang ekonomi’ dan menuding Amerika Serikat sebagai pelakunya.

Ini terkait penolakan pemerintah Turki atas permintaan pemerintah AS untuk melepas pastor Andrew Brunson, yang ditahan otoritas Turki dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata dan terorisme. Brunson ditangkap pada Oktober 2016 pasca upaya kudeta militer gagal terhadap pemerintahan Erdogan.

Baca:

Amerika dan Turki Tegang, Trump Mencuit Soal Tahanan

Nilai tukar lira sempat melemah menjadi 7,24 per dolar namun mulai menguat dan stabil di level 6 per dolar.

Erdogan mengatakan tidak ada siapapun yang bakal bisa menghalangi bangsa Turki dari mencapai target-target besar negara untuk 2023, 2053, dan 2071.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels Belgia, 11 Juli 2018. (Presidency Press Service via AP, Pool)

Masing-masing tahun merupakan momen peringatan seratus tahun Hari Kemerdekaan, 600 tahun penaklukan Istanbul, dan 1000 tahun peringatan Pertempuran Manzikert.

Hubungan Turki dan AS memanas dalam tiga pekan terakhir setelah pemerintah Turki menolak membebaskan Brunson. Pengadilan di Turki juga telah tiga kali menolak pembebasan Brunson, yang telah ditahan selama 20 bulan lebih dan masih akan menjalani persidangan.

Baca:

Perang Dagang Turki - AS, 3 Ancaman Erdogan kepada Trump

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenakan sanksi kenaikan tarif impor dua kali lipat untuk produk baja dan aluminium dari Turki menjadi masing-masing 50 persen dan 20 persen. Ini otomatis menutup pasar ekspor baja dan aluminium Turki di AS karena harga jual produk menjadi sangat mahal dibandingkan produk kompetitor.

Seperti dilansir Hurriyet Daily News, Erdogan membalas keputusan Trump dengan memboikot produk elektronik asal AS termasuk iPhone dan meminta warga membeli ponsel Samsung dan produk lokal Vestel Venus.

Erdogan juga menaikkan tarif impor ganda untuk impor produk mobil penumpang, alkohol dan tembakau masing-masing 120 persen, 140 persen dan 60 persen.

Dalam pidatonya beberapa waktu lalu, Erdogan juga menyuarakan akan meninggalkan dolar dan menggunakan mata uang Turki lira untuk berbisnis dengan negara mitra dagang seperti Rusia, Cina, Iran dan Ukraina.

Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

3 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

4 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

7 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

8 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

9 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

9 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

10 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya