Pembantu Erdogan Sebut Turki Alami Percobaan Kudeta Ekonomi

Editor

Budi Riza

Kamis, 16 Agustus 2018 15:51 WIB

Mata uang Lira Turki [REUTERS]

TEMPO.CO, Ankara – Pemerintah Turki mengatakan sedang berupaya menangkis serangan kudeta ekonomi yang saat ini sedang berlangsung.

Baca:

Trump -- Erdogan Tegang, Pengadilan Turki Tolak Banding Pastor AS

Terkait Lira, Qatar Janji Investasi Rp 221 Triliun kepada Erdogan

Advertising
Advertising

Pernyataan ini disampaikan Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, lewat cuitan di akun @fahrettinaltun, terkait konflik ekonomi yang dialami Turki dan AS sejak pekan lalu.

“Dengan kemampuan bangsa kita dan kepemimpinan Presiden kita, kita menangkis serangan kudeta ekonomi ini. Bangsa ini akan mengingat mereka yang memilih untuk membela dan menyerangnya,” kata Fahrettin seperti dilansir Hurriyet Daily, 16 Agustus 2018.

Mata uang Turki lira mengalami pelemahan nilai tukar secara drastis sejak Jumat, 10 Agustus 2018. Mata uang ini melemah sekitar 20 persen setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kenaikan tarif impor baja dan aluminium dari Turki lewat cuitan di Twitter.

Kenaikan ganda tarif impor ini mmbuat produk baja dan aluminium asal Turki menjadi mahal sehingga tidak bisa bersaing dengan produk sejenis lainnya.

Sejumlah balon bergambarkan patung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Turki Tayyip Erdogan diarak selama parade Karnaval yang ke-134 di Nice, Perancis, 20 Februari 2018. REUTERS

Ini praktis membuat Turki kehilangan pasar baja dan aluminium terbesarnya, yang menjadi salah satu sumber pendapatan dolar negara itu untuk membiayai impor.

“Hubungan kita dengan Turki sedang tidak baik,” kata Trump dalam cuitannya di akun @realdonaldtrump beberapa waktu lalu.

Trump juga memberikan sanksi kepada dua menteri Turki karena permintaannya agar seorang pastor asal AS yaitu Andrew Brunson, yang merupakan warga negara AS keturunan Turki, dibebaskan.

Baca:

Kena Sanksi, Erdogan Sebut Amerika Tusuk Turki di Punggung

Lawan Spekulan Lira, Bank Sentral Turki Cukur Transaksi Valas

Otoritas Turki menahan Brunson dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata dan membantu kelompok teroris terkait upaya kudeta militer gagal pada 2016.

Baru-baru ini, upaya Brunson, yang telah tinggal di Turki selama lebih dari 20 tahun, untuk mengajukan banding atas penahanan rumah dan larangan melakukan perjalanan ditolak pengadilan di Izmir, Turki. Pengacara Brunson mengajukan banding lainnya ke pengadilan lebih tinggi.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membalas kenaikan tarif Trump dengan menaikkan tarif impor dua kali lipat untuk produk mobil penumpang, alkohol, dan tembakau.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. REUTERS

Erdogan juga memboikot produk elektronik asal AS seperti iPhone dan meminta masyarakat membeli produk Samsung dan Vestel Venus buatan domestik sebagai produk pengganti.

Menurut Erdogan, sanksi dari AS itu merupakan tusukan di punggung terhadap sesama negara NATO. Erdogan menjajaki meninggalkan dolar dan menggunakan lira sebagai alat pembayaran dalam transksi ekonomi bilateral dengan Cina, Rusia, Ukraina, dan Iran.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

5 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

7 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

8 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

8 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

11 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya