Inilah Sosok Pengawal Emmanuel Macron yang Memukul Demonstran

Rabu, 25 Juli 2018 18:00 WIB

Alexandre Benalla [The Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sedang dihantam oleh skandal terburuknya sejauh ini setelah pengawalnya, Alexandre Benalla, memukul pengunjuk rasa.

Pada 1 Mei 2018, saat peringatan Hari Buruh Sedunia, seorang pria yang mengenakan helm polisi terekam dalam video sedang memukul pengunjuk rasa saat demonstrasi damai anti-Macron di Paris. Pada pertengahan Juli, ia diidentifikasi sebagai pengawal Macron, Alexandre Benalla.

Baca: Presiden Emmanuel Macron Pecat Pengawalnya, Pukul Demonstran

Hal ini telah menimbulkan skandal yang disebut oleh pihak oposisi Emmanuel Macron sebagai skandal serupa dengan Watergate, dan para politisi Prancis mennunggu sampai sejauh mana Emmanuel Macron melindungi pengawalnya yang bermasalah.

Alexandre Benalla tertangkap kamera saat memukul pengunjuk rasa di Paris, Prancis.[Foto Taha Bouhafs via Sky News]

Advertising
Advertising

Dilansir dari Russia Today, 25 juli 2018, Alexandre Benalla, 26 tahun, telah menikmati karirnya yang naik dengan cepat. Ia dikenal sebagai pemain rugby dengan gelar sarjana hukum, dan memulai kariernya mengawal politisi pada 2010.

Saat berusia 19 atau 20 tahun, Benalla terdaftar dalam anggoat pasukan cadangan operasional Gendarmerie, polisi militer Prancis, dan bergabung dengan tim keamanan Partai Sosialis. Dia kemudian beralih mengawal beberapa pejabat tinggi Prancis, termasuk menjaga Francois Hollande pada kampanyenya tahun 2012, dan setelah itu bekerja sebagai sopir untuk Menteri Industri, Arnaud Montebourg.

Menurut Montebourg, mereka berpisah setelah hanya seminggu, ketika Benalla menyebabkan kecelakaan mobil dan mencoba melarikan diri dari tempat kejadian. Benalla kemudian menghilang sementara waktu dan dilaporkan pergi ke Maroko untuk bekerja di perusahaan keamanan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pengawalnya. [Philippe Wojazer/Reuters]

Dia kembali ke Prancis untuk kampanye pemilihan Emmanuel Macron, dan saat itulah karirnya benar-benar mulai bersinar. Sebagai seorang pengawal dekat, ia sering terlihat di samping Macron selama penampilan publik, namun wartawan kerapkali mengeluh perilaku kasarnya. Sampai ketika seorang anggota Komunis Muda Bobigny dan Darcy, mengeluh diseret dan dipukul oleh Benalla selama unjuk rasa pada 2016, dalam demonstrasi yang sama seperti terekam dalam video May Day 2018.

Menurut email internal yang bocor yang dikutip oleh media Prancis, Benalla ingin staf keamanan kampanye kebal hukum seperti polisi anti huru-hara, dengan perisai dan senjata kendali kerumunan, tetapi proposal ditolak oleh bendahara partai Cedric O, yang mengatakan ide tersebut gila dan meragukan legalitasnya. Benalla juga menginginkan izin untuk membawa senjata, tetapi Kementerian Dalam Negeri menolak permintaannya.

Baca: Terlalu Kaya, Kota Prancis Ini Tidak Memungut Pajak dari Penduduk

Benalla, yang belum menjalani tugas gendarmerie aktif sejak 2015, memegang pangkat letnan kolonel gendarmerie.

Ketika Emmanuel Macron menjadi presiden, dia memilih Benalla sebagai asisten kepala staf dan menempatkannya sebagai penanggung jawab atas keamanannya. Pengawal tersebut menetap di tempat tinggal yang mewah, yang menurut laporan dibayar oleh Istana Kepresidenan Prancis.

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

12 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

18 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

12 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya