TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron memutuskan memecat pengawalnya setelah memukul pengunjuk rasa pada aksi May Day.
"Pemecatan itu dilakukan setelah dia mendapat kecaman dari berbagai pihak menyusul beredarnya rekaman video atas insiden pemukulan tersebut," tulis Al Jazeera, Jumat 20 Juli 2018.
Baca: Pengawal Pukul Demonstran, Presiden Macron Dibanjiri Kecaman
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pengawalnya. [Philippe Wojazer/Reuters]
Kantor Kepresidenan dalam keterangannya kepada media mengatakan, keputusan memecat pengawal keamanan Alexandre Benalla diambil setelah mempertimbangkan berbagai unsur.
"Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh Alexandre Benalla menjadi perhatian Presiden," kata salah seorang pejabat di Istana Presiden kepada kantor berita Reuters. Dia menambahkan, "Dari fakta baru yang ditemukan, Presiden memutuskan memecat Alexandre Benalla."
Macron menjadi sasaran amuk massa dan kecaman ketika koran Prancis, Le Monde, mengungkapkan mengenai insiden tiga bulan lalu karena tidak mengambil tindakan hukum atas pemukulan yang dilakukan pengawalnya terhadap demonstran.Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Trogneux bersepeda bersama dari rumahnya di Le Touquet, Prancis, 17 Juni 2017. REUTERS/Philippe Wojazer
Pihak berwenang Prancis pada Kamis, 19 Juli 2018, melakukan penyelidikan atas peristiwa May Day. Ketika itu Benalla terlihat mengenakan helm polisi menyeret seorang wanita dan menginjak perut demonstran lainnya.
Baca: Jadi Presiden Prancis, Emmanuel Macron Disambut Pemimpin Dunia
Sejak itu, kritik dan kecaman menyasar Presiden Macron agar mengambil tindakan terhadap pengawalnya yang dianggap melakukan aksi kejam. para pengritik menuduh Presiden Prancis itu sengaja menutupi insiden pemukulan. Ketika Macron melakukan perjalanan ke selatan Prancis pada Kamis, presiden berusia 38 tahun itu menolak menjawab pertanyaan wartawan.