Beda dengan Intelijen, Trump Sebut Rusia Tidak Target AS
Reporter
Non Koresponden
Editor
Budi Riza
Kamis, 19 Juli 2018 11:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan Rusia tidak lagi menjadikan negaranya sebagai target serangan siber atau cyber attack.
Baca:
Donald Trump Teratas Untuk Pencarian Kata 'Idiot' di Google
Kado Bola dari Putin Diperiksa Pengawal Trump
Trump mengatakan ini sesuai rapat kabinet pada Rabu, 18 Juli 2018 waktu setempat, dalam sesi menjawab pertanyaan saat jumpa pers.
“Tidak,” kata Trump sambil menatap ke arah jurnalis yang bertanya seperti dilansir CNN, Rabu, 18 Juli 2018 waktu setempat.
Menurut media ini, pernyataan Trump ini merupakan pernyataan terbaru yang kerap berubah mengenai apakah dia mendukung kesimpulan intelijen AS bahwa Rusia melakukan intervensi pada pilpres 2016.
Ditanya soal ini, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan jawaban Trump itu menunjukkan dia tidak ingin menjawab pertanyaan media dan bukannya membantah penjelasan intelijen AS.
“Presiden mengatakan ‘terima kasih banyak’ dan mengatakan tidak untuk menjawb pertanyaan,” kata Sanders sambil menambahkan pemerintah bekerja keras untuk memastikan Rusia tidak mampu mencampuri urusan pemilu AS lagi.
Baca:
Gedung Putih Siapkan Pertemuan Puncak Trump -- Putin
Bakal Bertemu di Helsinki, Ini 11 Pujian Trump kepada Putin
Dalam wawancara dengan CBS seusai rapat kabinet, Trump mengatakan dia mengatakan soal intervensi pilpres ini kepada Putin. “Kita tidak bisa ada intervensi seperti itu. Saya beri tahu dia bahwa kita tidak bisa menerima ini. Kita tidak akan menerima ini. Dan itulah yang akan terjadi,” kata Trump seperti dilansir Guardian.
Pada Senin, 16 Juli 2018, Direktur Intelijen AS, Dan Coats, mengatakan Rusia masih berusaha menyerang AS. Dia mengatakan ini seusai jumpa pers Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Helsinki, yang mengesankan Trump memihak kepada Rusia.
“Kami jelas dalam penilaian kami mengenai campur tangan Rusia pada pilpres 2016 dan upaya mereka yang luas dan terus menerus untuk melemahkan Demokrasi kita,” kata Coats.
Pernyataan Trump seusai rapat kabinet kemarin bukanlah pernyataan pertamanya yang cenderung berseberangan dengan penilaian intelijen AS. Sehari sebelumnya, Trump juga mengatakan dia menerima kesimpulan intelijen AS soal campur tangan Rusia pada pilpres 2016. “Tapi bisa dilakukan orang lain juga. Banyak orang di luar sana,” kata dia.
Trump juga mengklaim dirinya sebagai Presiden yang paling keras bersikap terhadap Rusia. “Saya pikir Presiden Putin tahu soal ini jauh lebih baik dibandingkan siapapun terutama dibandingkan media,” kata dia.