Raja Malaysia Minta Harmoni dan Persatuan Dijaga, Ada Apa?

Editor

Budi Riza

Rabu, 18 Juli 2018 11:01 WIB

Sultan Muhammad V tersenyum setelah upacara penyambutannya di Gedung Parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Desember 2016. AP/Vincent Thian

TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Raja Malaysia, Sultan Muhammad V, meminta masyarakat untuk tenang dan menjaga persatuan di tengah munculnya ketegangan antar etnis pasca kalahnya Partai Umno, yang berbasis dukungan Melayu.

Koalisi Pakatan Harapan, yang dimotori Partai Keadilan Rakyat dan berbasis Melayu, Partai DAP, yang berbasis etnis Cina, dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia, memenangkan pemilu yang digelar pada 9 Mei 2018.

Baca:

Sidang Pertama Parlemen, Oposisi Malaysia Walk Out

Advertising
Advertising

Pertama Kali Jemaah Haji Malaysia Jajal Jalur Mekkah

Sultan menyampaikan pesan ini dalam pidato pelantikan anggota parlemen atau Dewan Rakyat Malaysia, yang berlangsung pada Selasa, 17 Juli 2018.

“Elemen-elemen dan tindakan negatif, yang mengancam integritas dan harmoni harus dihilangkan. Berhenti mengangkat isu sensitif antar etnis,” kata Raja dalam pidato sesi pertema Dewan Rakyat seperti dilansir Straits Times.

Sultan Muhammad V sempat berseloroh pada awal pidatonya ini dengan mengatakan,”Silahkan duduk semua dan jangan lari.”

Baca:

Cina Bantu Malaysia Lacak Keberadaan Jho Low

Terdakwa Isu 1MDB, Najib Razak Jadi Oposisi Parlemen Malaysia

Pernyataan ini sepertinya ditujukan kepada anggota parlemen dari koalisi Umno dan PAS, yang saat ini menjadi oposisi dan sempat melakukan aksi walk out pada pembukaan parlemen pada 16 Juli 2018. Mereka memprotes penunjukkan ketua Dewan Rakyat, Mohamad Ariff Yusof.

Raja Malaysia, Sultan Muhammad V, melantik jajaran kabinet berisi 13 menteri, yang dipimpin PM Mahathir Mohamad dan Wakil PM, Wan Azizah Wan Ismail, di Istana Negara, pada Senin, 21 Mei 2018. Malaysia Decides

Malaysia terdiri dari etnis Muslim Melayu yang mencapai 60 persen dari 32 juta populasi. Ini diikuti etnis Cina dan India.

Lokman Adam, anggota Umno, mengatakan ada ketegangan etnis di Malaysia saat ini. “Hubungan antar etnis agak menegang. Melayu merasa resah. Kami merasa Islam diperlakukan buruk (oleh pemerintahan baru),” kata dia.

Lokman beralasan,”Pemerintah baru tidak mampu melindungi hak-hak Melayu, Islam dan bahasa Melayu serta penguasa Melayu.”

PM Malaysia, Mahathir Mohamad, yang mengalahkan Najib Razak pada pemilu kemarin, merupakan orang Melayu beragama Islam. Mahathir sempat menjadi PM selama 22 tahun hingga 2003.

Mahathir awalnya merupakan petinggi Partai Umno, yang kemudian keluar karena berbeda pendapat dengan Najib soal penanganan skandal 1MDB, yang diduga merugikan negara puluhan triliun rupiah. Najib saat ini sedang menjalani persidangan untuk dugaan menerima suap sekitar Rp150 miliar berupa transfer dari SRC International, sebuah unit usaha pelat merah Malaysia, ke rekening pribadinya.

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

12 jam lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

13 jam lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

1 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

2 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

4 hari lalu

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Dua helikopter Malaysia bertabrakan saat sedang latihan untuk perayaan Hari Angkatan Laut.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

4 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya