Ditahan Myanmar, Dua Wartawan Ini Bakal Cerita Penangkapan Mereka

Reporter

Tempo.co

Senin, 16 Juli 2018 16:26 WIB

Wartawan Reuters, Wa Lone, dikawal oleh polisi saat meninggalkan gedung pengadilan setelah persidangan Senin, 9 Juli 2018, di Yangon, Myanmar. [AP Photo / Thein Zaw]

TEMPO.CO, Jakarta - Dua wartawan Myanmar yang bekerja untuk Reuters, Wa Lone, 32 tahun dan Kyaw Soe Oo, 28 tahun, dijadwalkan akan memberikan kesaksian dalam persidangan pada 16 Juli dan 17 Juli 2018 waktu setempat. Dalam persidangan akhir pekan lalu, dua wartawan itu dituntut telah melanggar undang-undang dokumen rahasia negara.

Jika tuntutan itu terbukti benar, maka Wa dan Kyaw, bisa terancam hukuman penjara hingga 14 tahun. Dua wartawan itu menyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut.

Baca: Wartawan Myanmar Frustrasi Tak Ada Kebebasan Pers

Wartawan Reuters, Kyaw Soe Oo, berbicara kepada media saat dia meninggalkan pengadilan setelah sidang pada Senin, 9 Juli 2018, di Yangon, Myanmar. [AP Photo / Thein Zaw]

Baca: Ungkap di Balik Penangkapan 2 Jurnalis, Polisi Myanmar Dipenjara

Advertising
Advertising

Kesaksian Wa dan Kyaw di persidangan nanti akan menjadi keterangan pertama yang diberikan keduanya sejak ditahan pada Desember 2017. Kesaksian itu dinantikan banyak pihak karena publik akan mendengarkan langsung kejadian yang sebenarnya versi kedua wartawan itu.

Dilansir oleh Reuters, Wa dan Kyaw ditangkap ketika mereka telah selesai melakukan reportase investigasi terhadap pembunuhan 10 laki-laki dewasa dan anak laki-laki suku minoritas Rohingnya di sebuah desa di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Sebelumnya PBB menyebutkan, pembunuhan tersebut terjadi akibat tindakan keras militer Myanmar sehingga memaksa lebih dari 700 ribu penduduk suku Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Kasus kriminalisasi terhadap dua wartawan ini menarik perhatian dari berbagai kelompok dan masyarakat dunia, mulai dari pemerintahan sampai kelompok-kelompok HAM. Mereka menyerukan pembebasan Wa dan Kyaw.

Beberapa diplomat dan aktivis mengatakan penahanan terhadap dua wartawan Reuters itu adalah ujian menuju demokrasi penuh bagi pemerintah Myanmar yang sekarang dipimpin oleh peraih Nobel bidang perdamaian 1991, Aung San Suu Kyi.

Sebelumnya pada April 2018, anggota Kepolisian Myanmar, Moe Yan Naing, dihukum satu tahun penjara oleh pengadilan distrik Yangon karena bersama dua wartawan Reuters itu, membongkar pembunuhan terhadap 10 laki-laki penduduk suku minoritas Rohingya. Moe didakwa telah melanggar disiplin Kepolisian Myanmar dengan berbicara kepada wartawan. Selain divonis penjara, keluarga Moe diusir dari rumah dinas Kepolisian.

REUTERS l THE GLOBE AND MAIL l MUH.BASKHORO W.D.

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

2 hari lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

11 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya