Eks PM Israel Menyesal Tak Usir Hamas dari Gaza Saat Perang 2009
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Rabu, 27 Juni 2018 13:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, mengatakan, dia menyesal tidak mengusir Hamas dari Jalur Gaza saat perang 2009 sebelum dia mundur dan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan suap. Pernyataan Olmert itu disampaikan kepada saluran televisi Israel i24.
Hamas memenangkan pemilihan umum Palestina pada 2006 sehingga kelompok ini berkuasa di Jalur Gaza. Sementara Tepi Barat dikuasai oleh pesaingnya, Fattah, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas.
Baca: Ehud Olmert, Bekas Perdana Menteri Israel Terbukti Korupsi
"Kami tidak melakukan operasi menyeluruh," ucapnya. "Kami sebenarnya bisa saja menggusur Hamas dari Gaza saat itu," tambahnya seraya menjelaskan bahwa hal itu adalah kesalahan besar Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri.
"Kesalahan tersebut tidak bisa diterima," paparnya seperti dikutip Middle East Monitor.
Dia melanjutkan, "Menteri Pertahanan dan Luar Negeri mengatakan, misi menyeluruh dapat menciptakan kerusakan di dalam negeri Israel. Atas kesalahan ini, Hamas bangkit, menjadi besar dan mustahil digusur dari Gaza."
Baca: Dituding Menipu, Bekas PM Israel Dihukum Tambahan 8 Bulan
Pada 2009, Israel melancarkan serangan 22 hari ke Gaza mengakibatkan 1.436 orang tewas termasuk 410 anak, 104 perempuan dan lebih dari 100 orang tua. Adapun yang mengalami luka-luka mencapai 5.400 orang, lebih dari separuhnya anak-anak.