Konglomerat Koch Bersaudara Lawan Trump Soal Tarif Impor

Editor

Budi Riza

Rabu, 6 Juni 2018 12:15 WIB

Konglomerat David H. Koch dan Charles G. Koch dari Koch Industries melawan kebijakan tarif impor tinggi Presiden AS, Donald Trump. Rolling Stone

TEMPO.CO, Washington – Konglomerat Amerika Serikat Koch bersaudara menggelar kampanye mendukung perdagangan global untuk melawan kebijakan proteksionisme Presiden Donald Trump.

Charles G. Koch dan David H. Koch, yang merupakan pemilik Koch Industries, menggandeng tiga lembaga untuk mengkampanyekan perlunya perdagangan bebas dan menolak tarif impor tinggi.

Baca:

Advertising
Advertising

Trump Kenakan Denda ZTE Rp 18,3 Triliun Gara-gara?

Donald Trump Ingin Larang Mobil Mewah Jerman Masuk AS, Kenapa?

Ketiga lembaga itu adalah Freedom Partners Chamber of Commerce, Americans for Prosperity dan LIBRE Initiative. Ketiganya mendapat dana dari konglomerat Koch dan ditugasi memasang berbagai iklan, melakukan lobi politik ke Kongres dan menggalang dukungan masyarakat.

“Kampanye ini merupakan pernyataan jelas bahwa perdagangan merupakan prioritas utama dari jaringan kami. Kami akan bekerja secara agresif untuk mengedukasi para perumus kebijakan dan semua orang soal fakta ini,” kata James Davis, executive vice president Freedom partners, seperti dilansir ABC pada Senin, 4 Juni 2018.

Baca:

Wapres Cina Ingin Pererat Hubungan dengan Rusia, Sindir Trump

Presiden Meksiko dan Trump Saling Serang

Koch bersaudara menjalankan Koch Industries, yang merupakan perusahaan swasta terbesar kedua di AS. Perusahaan ini terutama bergerak di bidang pengolahan minyak bumi dan gas. Pendapatan pertahun Koch Industries pada 2013 diperkirakan mencapai US$115 miliar atau Rp1,600 triliun.

Davis melanjutkan,”Pengenaan tarif dan hambatan perdagangan membuat kita menjadi lebih miskin. Itu membuat harga-harga naik dan menyulitkan kalangan ekonomi bawah. Itu sebabnya isu ini menjadi sangat penting.”

Koch bersaudara mengkritik kebijakan tarif impor Trump untuk komoditas baja dan aluminium sebesar masing-masing 25 persen dan 10 persen terhadap negara-negara Eropa, Kanada, Meksiko dan Cina.

Trump melakukan ini untuk mengurangi defisit perdagangan tahunan yang mencapai total sekitar US$800 miliar atau sekitar Rp11,100 triliun dengan berbagai mitra bisnis seperti Uni Eropa, Cina, Kanada, Meksiko, Korea Selatan hingga Jepang.

UE, Kanada dan Meksiko telah menyatakan akan membalas kenaikan tarif itu dengan menaikkan tarif impor berbagai produk dari AS. Sedangkan Cina melansir akan menambah impor dari AS sekitar US$70 miliar atau sekitar Rp970 triliun per tahun untuk mengurangi defisit perdagngan AS dengan Cina, yang mencapai sekitar US$375 miliar atau sekitar Rp5,200 triliun per tahun. Cina memberi syarat Trump tidak menaikkan tarif impor produk dari Cina.

Media CNBC melansir, Koch bersaudara akan menggelontorkan uang jutaan dolar atau puluhan miliar rupiah per tahun hingga beberapa tahun ke depan untuk kegiatan kampanye anti-tarif Trump ini.

Koch bersaudara, yang merupakan pendukung Partai Republik seperti halnya Trump, mengambil keputusan ini setelah Trump menaikkan tarif impor dari Uni Eropa pada pekan lalu.

“Pemerintahan Trump telah mengambil sejumlah langkah positif untuk perekonomian AS. Tapi tarif impor memotong kemajuan ini dan merugikan potensi ekonomi yang ada,” kata Tim Phillips yang merupakan presiden Americans for Prosperity. “Ada cara-cara lebih baik untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan daripada menghukum konsumer dan pengusaha AS dengan menerapkan biaya tinggi.”

Menurut media CNBC, program kampanye multi-tahun yang digelar Koch bersaudara ini bisa berbenturan dengan rencana Trump untuk maju kembali sebagai Presiden AS pada 2020.

Berita terkait

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

17 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

20 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

24 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

24 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

30 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

34 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

38 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

46 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

46 hari lalu

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.

Baca Selengkapnya