Ukraina Ungkap Eks Jurnalis Rusia Masuk Daftar Target Rusia

Selasa, 5 Juni 2018 18:55 WIB

Jurnalis Ukraina, Matvey Ganapolsky, saat wawancara di Kiev, Ukraina, 4 Juni 2018.[REUTERS/Valentyn Ogirenko]

TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis Ukraina dan mantan jurnalis ternama Rusia, Matvei Ganapolsky, mengatakan dirinya masuk dalam daftar target Rusia untuk dibunuh. Ia pun mengaku tidak ada tempat untuk bersembunyi dari Rusia jika sudah masuk dalam daftar buron Rusia.

Ganapolsky, 64 tahun, masuk dalam 47 daftar target pembunuhan oleh Rusia, termausk Yevgeny Kiselyov, mantan pembawa acara, yang pernah menjadi salah satu jurnalis televisi terbaik pada 1990-an.

Baca: Dituduh Mata-mata, Rusia Vonis Jurnalis Ukraina 12 Tahun Penjara


Dilaporkan Reuters, 5 Juni 2018, pemerintah Ukraina mengatakan mendapat daftar target setelah memalsukan kematian jurnalis Rusia, Arkady Babchenko, yang menjadi pengkritik keras Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Jurnalis Ukraina, Matvey Ganapolsky, saat bekerja di studio Pryamyi TV di Kiev, Ukraina, 4 Juni 2018.[REUTERS/Valentyn Ogirenko]

Advertising
Advertising

Ganapolsky ditawari perlindungan oleh pemerintah Ukraina setelah ia diberitahu dirinya juga menjadi target pembunuhan. Ganapolsky menyadari dirinya tidak bisa lepas setelah upaya peracunan mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, di Inggris pada Maret lalu.

"Untuk mengirim orang membunuh seseorang adalah bagaimana harga tiketntya. Dan di musim tertentu, harga tiket pesawat lebih murah. Bahkan sekarang kita bisa mendapat penerbangan dengan harga murah. Inilah alasan mengapa geografi tidak berpengaruh dalam kasus ini," ujar Ganapolsky.

Baca: Bagaimana Jurnalis Rusia Pengkritik Putin Palsukan Kematian?


Ganapolsky lahir di Ukraina barat kemudian pindah ke Moskow pada 1973. Setelah kejatuhan Uni Soviet pada 1991, ia menjadi jurnalis yang mengkritik rezim dan kebebasan berpendapat di Rusia. Dia kembali ke Ukraina ketika Rusia menganeksasi Crimea pada 2014 dan mendapat kewarganegaraan Ukraina dari Presiden Petro Poroshenko.

Sementara Kiselyov adalah jurnalis liberal terkenal pasca Uni Soviet yang ikut mendirikan televisi Rusia, NTV, yang kemudian pindah ke Ukraina pada 2008. Kiselyov mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia atas klaim Crimea dan menentang separatis pro Rusia di Ukraina Timur.

Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia, menyebut seorang jurnalis Lithuania dipaksa untuk memberikan informasi terkait rekannya, Kirill Vyshinsky, wakil pemimpin redaksi RIA Novosti, yang ditahan Ukraina karena tuduhan berkhianat, seperti dilansir Russia Today.

Kirill Vyshinsky.[Russia Today]


Irina Vysokovich, dari kantor berita RIA Novosti, ditangkap saat hendak meliput persidangan oleh badan keamanan Ukraina (SBU). Vysokovich diinterogasi selama beberapa jam oleh agen SBU dan memaksanya menandatangani pernyataan bahwa ia bersedia membocorkan data terkait rekannya.

Baca: Ukraina Bantah Jurnalis Rusia Tewas, Dia Tampil di Depan Publik

Hubungan Rusia dan Ukraina semakin memburuk setelah sandiwara pembunuhan Arkady Babchenko yang direncanakan pemerintah Ukraina untuk menggagalkan plot pembunuhan yang dilakukan Rusia. Rusia membantah tuduhan Ukraina dan menyebut tuduhan sekadar propaganda anti-Rusia. Hubungan kedua negara memburuk pada 2014 ketika Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina, dan menyokong kelompok separatis di Ukraina Timur, menyebabkan 10 ribu orang tewas akibat konflik Rusia-Ukraina.

Berita terkait

Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

1 hari lalu

Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

Pakar mengingatkan konsekuensi hukum dari RUU Penyiaran, yang dapat meningkatkan risiko kriminalisasi terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya