TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis Rusia pengkritik Presiden Vladimir Putin yang sebelumnya dilaporkan tewas di Kiev, Ukraina, mengungkapkan bagaimana ia memalsuskan kematiannya dari publik. Arkady Babchenko mengaku pada Kamis 31 Mei, ia bersama polisi Ukraina memalsukan kematian untuk menggagalkan kontrak pembunuh bayaran yang diduga untuk membunuh dirinya.
Polisi Ukraina mengatakan Babchenko ditembak dan tewas di apartemennya pada Selasa malam, 29 Mei. Keesokan harinya Babchenko muncul dalam konferensi pers dan polisi mengatakan telah menangkap dalang dibalik upaya pembunuhan Babchenko.
Baca: Jurnalis Rusia Pengkritik Putin Tewas Ditembak di Ukraina
"Petugas keamanan Ukraina mungkin memiliki tujuan tertentu. Mungkin mereka ingi mengumpulkan bukti 100 persen," ungkap Arkady Babchenko, seperti dilaporkan dari Associated Press, 1 Juni 2018.
Salah satu jurnalis perang dan pengkritik terkemuka Presiden Rusia, Vladimir Putin, melarikan diri dari Rusia pada Februari 2017 karena ancaman pembunuhan. Dia mengatakan seorang agen Ukraina mendatanginya bulan lalu dan mengatakan petugas keamanan Rusia telah memerintahkan pembunuhan terhadap dirinya.
Setelahnya otoritas keamanan Ukraina dan Babchenko bekerjasama untuk memalsukan kematian dengan melubangi kausnya dengan peluru dan melumuri badan dan pakaiannya dengan darah babi.
Polisi Ukraina berjaga di depan pintu rumah jurnalis Rusia, Arkady Babchenko, yang ditembak dan tewas saat dilarikan di rumah sakit dengan ambulans di Kiev, Ukraina, 29 Mei 2018. [REUTERS/Gleb Garanich]
"Saya bahkan melumuri mulut saya dengan darah babi dan meludahi darah," ungkap Babchenko yang juga mengungkap bagaimanan seorang agen Ukraina mengajarkannya bagaimana caranya tersungkur usai ditembak.
Istri Babchenko kemudian memanggil ambulans dan membawanya ke unit gawat darurat. Petugas forensik pun memberikan dokumen kematian Babchenko. Bahkan Babchenko dimasukan ke lemari pendingin jenazah di kamar mayat.
Baca: Ukraina Bantah Jurnalis Rusia Tewas, Dia Tampil di Depan Publik
Saat di dalam kamar mayat, Babchenko mulai membersihkan diri dari darah palsu, melepas pakaian dan menonton berita kematiannya sendiri.
Babchenko mengaku telah memberitahu kerabat terdekatnya terkait rencana pemalsuan kematiannya, namun ia meminta maaf kepada istrinya karena tidak memberitahu soal operasi ini.
Kementerian Luar Negeri Rusia membantah tuduhan pemerintah Ukraina terkait dalang pembunuhan Babchenko dan mengatakan isu ini dibuat sedemikian rupa untuk membentuk opini anti-Rusia. Hubungan kedua negara memang buruk sejak 2014 ketika Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina, dan menyokong kelompok separatis di Ukraina Timur, menyebabkan 10 ribu orang tewas akibat konflik Rusia-Ukraina.